Jajak pendapat menunjukkan hanya 63 persen warga Thailand yang mau divaksin dibanding survei Januari, 83 persen.
Thailand berhadapan dengan meningkatnya keragu-raguan masyarakat untuk disuntik vaksin COVID-19. Jajak pendapat terakhir menunjukkan fakta mengejutkan tersebut.
Peningkatan keraguan muncul beberapa pekan sebelum Thailand memulai program vaksinasi massal. Thailand saat ini berhadapan dengan periode terburuk sepanjang pandemi COVID-19.
Kini penambahan harian kasus COVID-19 mencapai ribuan orang. Angka itu sama sekali tidak pernah terjadi pada 2020 lalu.
Total kasus virus corona di Thailand saat ini sebanyak 135.439. Sebanyak 832 di antaranya meninggal dunia.
Di saat kasus terus melonjak, survei yang digelar YouGov membuat pekerjaan rumah Pemerintah Thailand menumpuk.
Jajak pendapat pada Mei menunjukkan hanya 63 persen warga yang mau divaksin. Angka itu turun drastis dari survei Januari lalu. Ketika itu 83 persen warga menyatakan bersedia di vaksin.
Persentase di Thailand lebih rendah dibanding dua negara Asia Tenggara lain, Vietnam dan Filipina.
Di Vietnam 83 persen mau divaksin, sedangkan 66 persen warga Filipina turut menyatakan bersedia disuntik vaksin COVID-19.
Belum terlalu jelas mengapa warga Thailand kini ogah divaksin. Namun, salah satu alasan paling mendasar adalah soal tidak becus pemerintah menyediakan vaksin COVID-19. Apalagi setelah Pemerintah Thailand sempat menunda pelaksanaan vaksinasi massal.
"Warga cemas mengenai vaksin yang dibeli pemerintah," kata seorang warga Thailand Than Tongkum seperti dikutip dari Reuters.
"Bukan karena kami tidak mau disuntik, tapi ada keraguan (terhadap pemerintah)," sambung dia.
Sebanyak 59 warga Thailand takut efek samping vaksin.
Selain alasan pemerintah, sebuah jajak pendapat yang dihelat oleh Suan Dusit menunjukkan hanya 57 persen warga Thailand yang percaya vaksinasi bisa meningkatkan imunitas. Sedangkan, sebanyak 59 warga takut efek samping vaksin.