Thailand Siap Eksplorasi Minyak Bumi-Gas Jumbo di Laut Andaman

Teluk Thailand diyakini mengandung sekitar 10 triliun kaki kubik gas alam dan 300 juta barel minyak mentah


Andaman, Suarathailand- Pemerintah berupaya memanfaatkan sumber daya alternatif karena pembicaraan dengan Kamboja belum membuahkan hasil.

Di tengah penundaan pembicaraan dengan Kamboja mengenai wilayah klaim tumpang tindih (OCA) di Teluk Thailand, pemerintah mengalihkan fokusnya ke proyek eksplorasi minyak bumi lain yang menjanjikan di Laut Andaman, di selatan Thailand.

Menteri Energi Pirapan Salirathavibhaga saat ini sedang membentuk panel untuk mempelajari eksplorasi minyak bumi di petak 25-26 Laut Andaman, berbatasan dengan Indonesia, kata penasihat utama menteri Attawit Suwanpakdee.

Dia mengatakan survei pendahuluan pada tahun 2005 menemukan petak-petak tersebut penuh dengan sumber daya minyak bumi, tetapi proyek tersebut kemudian ditangguhkan karena pengeboran di bawah permukaan laut dalam tidak hemat biaya.

“Namun, dengan teknologi modern saat ini, pengeboran dapat dilakukan lebih dalam ke laut, sehingga memberikan peluang bagi masyarakat Thailand untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan biaya yang lebih rendah,” katanya.

Attawit menegaskan proyek eksplorasi Andaman merupakan prioritas tinggi untuk membantu negara mengurangi ketergantungannya pada minyak impor, saat ini memasok hampir 90% kebutuhan dalam negeri.

“Meskipun masalah OCA dengan Kamboja tidak akan segera berakhir, kementerian berharap proyek ini akan segera membuahkan hasil dan dapat menguntungkan negara dalam 5-6 tahun ke depan,” katanya.

Thailand dan Kamboja telah berselisih mengenai wilayah seluas 27.000 kilometer persegi di Teluk sejak tahun 1970-an. OCA diyakini mengandung sekitar 10 triliun kaki kubik gas alam dan 300 juta barel minyak mentah.

Pemerintah berencana melanjutkan pembicaraan menggunakan MOU44, nota kesepahaman yang ditandatangani pada tahun 2001 (BE 2544) antara kedua negara. Banyak nasionalis menginginkan perjanjian itu dibatalkan.

Berdasarkan MoU tersebut, kedua negara sepakat bahwa semua klaim teritorial harus dibahas bersamaan dengan prospek pengembangan sumber daya bersama.

Beberapa pihak telah menyuarakan kekhawatiran bahwa dengan mengakui ketentuan eksplorasi bersama berdasarkan MOU44, Thailand berisiko kehilangan klaimnya atas wilayah tersebut secara permanen, seperti dilaporkan TheNation.

Share: