Thailand Selatan Miliki Museum Peninggalan Islam Terbesar di ASEAN

Museum ini menyimpan 79 salinan Alquran tulisan tangan berusia antara 150 hingga 1.100 tahun.

Museum di Thailand selatan adalah harta karun warisan Melayu


Narathiwat, Suarathailand- Pengunjung yang menjelajahi ribuan manuskrip, salinan bersejarah Al-Quran, dan artefak kuno berusia 1.000 tahun di Muzium al-Quran Melayu Raya di Narathiwat, Thailand selatan, langsung dibawa ke masa lalu dalam sejarah Melayu.

Hal yang paling menawan adalah salinan Al-Quran tulisan tangan milik seorang ulama ternama Nusantara Tok Kenali, bernama asli Muhammad Yusof Ahmad. Al Quran ini selesai pada tahun 1286 Hijrah. 

Sorotan utama lainnya adalah Al-Quran yang ditulis pada tahun 1134 Hijrah, dihiasi dengan tulisan yang ditulis dengan tinta emas di awal setiap bab, yang telah mendapatkan reputasi sebagai Al-Quran terindah di dunia Islam.

Ada juga Alquran dari Kerajaan Mughal di India yang sampulnya terbuat dari kulit binatang dan halamannya dari kulit pohon, serta Alquran dari Yaman yang berusia lebih dari 1.000 tahun, ditulis di atas kulit kambing. 

Muhammad Lutfi Ahmad Samae, kurator museum dan kepala Madrasah Al-Ahmadiah Al-Islamiah mengatakan, museum yang dibuka pada tahun 2010 ini terbagi menjadi lima ruang pameran: Mushaf Al-Quran, Musyawarah, Mushaf Melayu, Teknologi Melayu Kuno, dan Kehebatan Pengetahuan Melayu.

“Tujuan pengumpulan harta berharga seperti kitab suci dan dokumen kuno untuk melestarikan nilai sejarah dan ilmu pengetahuan agar dapat diapresiasi oleh generasi mendatang,” kata Muhammad Lutfi baru-baru ini.

Ia menambahkan, museum juga berfungsi sebagai pusat pendidikan bagi mahasiswa dan peneliti yang dapat memperoleh lebih banyak pengetahuan tentang budaya dan seni Islam melalui kajian terhadap naskah-naskah yang bersumber dari berbagai belahan dunia.

Menurut Muhammad Lutfi, museum ini menyimpan 79 salinan Alquran tulisan tangan, berusia antara 150 hingga 1.100 tahun, yang telah dipugar sepenuhnya, dan hampir 200 salinan lainnya menunggu untuk dipulihkan.

Biaya restorasi sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah Turki, bersama dengan kontribusi dari berbagai organisasi baik lokal maupun internasional.

Museum ini tidak hanya menjadi pusat koleksi Al-Quran kuno tetapi juga merupakan gudangnya naskah-naskah Melayu di berbagai bidang seperti ilmu hayat, ilmu fisika, kedokteran, matematika dan astronomi, yang diperoleh dari seluruh Thailand dan masih dalam kondisi baik. 

“Sebagai bagian dari upaya konservasi tersebut, total 39.000 naskah kuno telah berhasil didokumentasikan dalam bentuk digital, berkat kerja sama kami dengan beberapa universitas di Malaysia,” imbuhnya.

Pengunjung museum juga dapat melihat berbagai senjata kuno, antara lain keris, senapan, pedang, dan tombak, serta peralatan yang digunakan pada masa lampau di Kepulauan Melayu seperti gerobak, tandu, alat pemeras tebu, gerabah, dan lampu minyak.

“Kami juga menampilkan (karya) cendekiawan dan filosof Islam dari Kepulauan Melayu dan dunia Arab,” kata Muhammad Lutfi seraya menambahkan museum akan dipindahkan ke fasilitas baru yang dibangun khusus tidak jauh dari lokasi aslinya pada bulan November. Ini akan menjadikan museum peninggalan Islam terbesar di Asia Tenggara.

Muhammad Lutfi mengatakan, pihaknya juga berharap dapat berkolaborasi dengan berbagai lembaga di Malaysia yang memiliki keahlian di bidang restorasi naskah, antara lain Arsip Nasional, Dewan Bahasa dan Pustaka, dan Perpustakaan Nasional.

“Semua bahan-bahan tersebut merupakan bagian dari warisan Melayu sehingga perlu dilestarikan dan dilindungi karena dapat menjadi sumber referensi terkait dunia Melayu,” ujarnya.

Share: