Thailand Rampungkan Strategi Hadapi Tarif Trump Jelang Perundingan

Para pejabat Thailand akan bertemu dengan para pejabat perdagangan AS di Washington pada tanggal 21 April.


Bangkok, Suarathailand- Thailand bermaksud mengadakan perundingan dengan pejabat pemerintahan Trump minggu depan untuk mengamankan keringanan dari tarif timbal balik 36%. Para pejabat terkait telah merampungkan serangkaian proposal termasuk untuk memangkas surplus perdagangan sebesar US$46 miliar dengan Amerika Serikat.

Delegasi yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Pichai Chunhavajira sedang bersiap untuk bertemu dengan para pejabat perdagangan AS di Washington pada tanggal 21 April.

Menteri Keuangan Pichai juga akan melakukan perjalanan ke Seattle akhir minggu ini untuk bertemu dengan para pengusaha Amerika dari sektor pertanian, industri, dan investasi, katanya.

Tim negosiasi yang mencakup Menteri Perdagangan Pichai Naripthaphan akan mematuhi prinsip bahwa "Thailand adalah mitra yang konstruktif" bagi AS dan berkomitmen untuk "menciptakan neraca perdagangan dan memperkuat kemitraan ekonomi yang berkelanjutan," kata Tn. Jirayu.

Pemerintahan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mengatakan pungutan yang lebih tinggi dari yang diharapkan atas pengirimannya ke AS — pasar ekspor terbesar Thailand — dapat memangkas setidaknya satu poin persentase pertumbuhannya tahun ini jika tidak dinegosiasikan. 

Thailand telah secara terbuka menyatakan kesediaannya untuk meningkatkan impor barang pertanian AS seperti jagung untuk industri pakan ternaknya, produk energi termasuk gas alam dan etana, selain mengurangi bea masuk dan menghapus hambatan nonperdagangan.

Surplus perdagangan Thailand dengan AS meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi $46 miliar tahun lalu dari sekitar $7 miliar pada awal masa jabatan pertama Donald Trump. Sebaliknya, defisit perdagangan dengan Beijing membengkak menjadi $45 miliar pada tahun 2024 dari di bawah $20 miliar pada tahun 2018 karena perusahaan-perusahaan Tiongkok meningkatkan investasi untuk menghindari tarif AS yang tinggi.

Pejabat Thailand berjanji untuk menindak penyalahgunaan sertifikat asal oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok yang berusaha menghindari tarif AS yang tinggi selain menggambarkan kesepakatan apa pun dengan Washington sebagai peluang untuk mengatur ulang kebijakan impornya. 

Mereka juga akan menyampaikan kekhawatiran Thailand atas dampak tarif AS sebesar 145% atas barang-barang China terhadap manufaktur lokal, karena khawatir akan membanjirnya barang-barang murah yang diimpor.

Sikap negosiasi Thailand akan didasarkan pada strategi yang disetujui oleh kelompok kerja yang dipimpin oleh Ibu Paetongtarn, yang telah menerima masukan dari kelompok bisnis dan pakar lokal, kata Bapak Jirayu.

Share: