Thailand Pertimbangkan Batasan Ekspor Vaksin Covid-19 Astrazeneca

Thailand sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan batasan ekspor vaksin Covid-19 Astrazeneca yang diproduksi secara lokal untuk memerangi krisis di dalam negeri.

Seperti dilaporkan Reuters, Rabu (14/7/2021), seorang pejabat mengatakan satu langkah yang kemungkinan akan berdampak pada negara tetangga dan menimbulkan kekhawatiran tentang proteksionisme vaksin.

Setiap upaya untuk mengatur ekspor lebih lanjut dapat memperlambat peluncuran vaksin ke Malaysia, Vietnam dan Indonesia.

Negara-negara itu juga sedang memerangi lonjakan infeksi dan gangguan pasokan yang disebabkan oleh pembatasan ekspor sebelumnya yang diberlakukan oleh India.

Langkah ini juga menandai kemunduran baru bagi Astrazeneca, yang mengalami penundaan awal dalam produksi dan pengiriman regional dan berharap untuk mengembalikannya ke jalurnya mulai bulan ini dan memenuhi komitmen pasokannya ke wilayah tersebut.

Ketika ditanya tentang rencana untuk menempatkan kuota ekspor vaksin, Nakorn Premsri, anggota kunci dari Komite Vaksin Nasional, mengatakan komite telah "menyetujui prinsip" pada rancangan pesanan tersebut.

"Saat ini, perintah itu belum dikeluarkan,” kata Nakorn, seraya menambahkan bahwa berbagai lembaga perlu meninjau dan mempertimbangkan dampaknya.

Astrazeneca Thailand menyatakan pada akhir Juni bahwa mitranya Siam Bioscience, yang dimiliki oleh Raja Maha Vajiralongkorn, akan memproduksi 180 juta dosis tahun ini, lebih dari sepertiga untuk Thailand dan dua pertiga untuk tempat lain di Asia Tenggara.


“Saat ini, kami akan berbicara dengan produsen vaksin sehingga mereka dapat mengirimkan vaksin ke Thailand dengan cara yang sesuai dengan situasi wabah di negara itu,” kata Nakorn kepada wartawan.

Perwakilan Astrazeneca tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari pernyataan Nakorn.

Astrazeneca mengirimkan 6 juta dosis, seperti yang dijanjikan, ke Thailand pada bulan Juni ketika peluncuran vaksin massal negara itu dimulai. 

Bulan lalu, seorang pejabat Thailand mengatakan volume serupa akan dikirimkan pada Juli, kurang dari 10 juta dosis bulanan yang diumumkan sebelumnya.

Thailand telah memproduksi vaksin Astrazeneca sejak Juni dan rencananya akan diekspor ke beberapa negara lain di Asia Tenggara, serta Taiwan. Filipina dan Malaysia termasuk di antara negara-negara yang mengalami keterlambatan pengiriman.

Negara ini menderita wabah virus corona terburuk, dengan ratusan kematian dalam beberapa pekan terakhir dan lebih dari 8.000 kasus baru dilaporkan pada beberapa hari bulan ini. Hanya sekitar 5 % dari lebih dari 66 juta penduduknya yang divaksinasi penuh. (reuters, beritasatu)

Share: