Thailand Ajukan Protes Resmi ke Kamboja, Dorong Pertemuan Redakan Ketegangan Perbatasan

Prioritasnya adalah menggunakan mekanisme diplomatik untuk meredakan situasi dan menghindari konfrontasi atau konflik lebih lanjut.


Bangkok, SUarathailand- Menteri Luar Negeri Maris Sangiampongsa mengungkapkan selama Pertemuan Tingkat Menteri OECD di Paris pada hari Senin bahwa Thailand telah memantau dengan saksama situasi perbatasan Thailand-Kamboja dan menekankan pendekatan damai untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ia mengonfirmasi bahwa Thailand telah secara resmi mengajukan surat protes ke Kamboja.

Maris menyatakan setelah tiba di Prancis untuk pertemuan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), ia segera mengadakan pertemuan daring dengan Sekretaris Tetap Kementerian Luar Negeri dan lembaga terkait untuk menetapkan pendekatan yang terpadu. Prioritasnya adalah menggunakan mekanisme diplomatik untuk meredakan situasi dan menghindari konfrontasi atau konflik lebih lanjut.

“Thailand dan Kamboja adalah tetangga lama, dan yang harus kita lakukan adalah menemukan solusi damai, bukan melalui kekerasan,” kata Maris.

Menteri Luar Negeri juga menginstruksikan para pejabat untuk mengumpulkan semua data yang diperlukan, termasuk dokumentasi hukum dan foto, guna mempersiapkan negosiasi di bawah kerangka Joint Boundary Committee (JBC), mekanisme resmi untuk menyelesaikan masalah perbatasan.

Mengenai desakan untuk pertemuan JBC, Maris menegaskan kembali bahwa Thailand bersedia menjadi tuan rumah pertemuan tersebut jika Kamboja belum siap, memandang JBC sebagai platform penting untuk mengurangi ketegangan dan membahas perjanjian konkret tentang demarkasi perbatasan.


Protes Resmi Diajukan

Maris lebih lanjut mengungkapkan bahwa Thailand telah mengajukan protes resmi kepada Kamboja, menekankan bahwa tindakan Thailand didasarkan pada hukum internasional, menegaskan kembali kedaulatan dan integritas teritorialnya sesuai dengan standar global.

Pertemuan Segera Setelah Kembali ke Thailand

Setelah menyelesaikan pertemuan OECD dan kembali ke Thailand pada tanggal 5 Juni, Maris berencana untuk segera mengadakan pertemuan dengan pejabat senior Kementerian Luar Negeri untuk menetapkan sikap dan tanggapan yang jelas terhadap situasi yang berkembang. Ia menegaskan bahwa ia telah terus menilai situasi dan mengadakan pertemuan daring dengan para pejabat, bahkan saat bertugas di luar negeri.


Hak Kamboja untuk Mengajukan Perkara ke Mahkamah Internasional

Terkait permintaan Kamboja agar Thailand mempertimbangkan untuk mengajukan perkara tersebut ke Mahkamah Internasional (ICJ), Maris menyatakan bahwa Kamboja berhak mengajukan perkara tersebut ke ICJ jika dianggap perlu. Pada saat yang sama, Thailand juga berhak memutuskan tindakannya, baik di tingkat bilateral maupun melalui mekanisme internasional, seraya menekankan bahwa hal ini merupakan masalah yang terpisah dari proses JBC, yang berfokus pada negosiasi langsung antara kedua negara.

Share: