Militer Thailand Komitmen pada Perjanjian di Tengah Sengketa Perbatasan Kamboja

Masyarakat global harus mengakui bahwa militer Thailand tetap teguh dalam kepatuhannya terhadap perjanjian dan hukum internasional.


Bangkok, Suarathailand- Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand (RTARF) telah menyoroti tiga alasan di balik sengketa perbatasan dengan Kamboja dan menegaskan kembali komitmennya terhadap perjanjian internasional dan Nota Kesepahaman (MOU) tahun 2000.

Juru bicara RTARF, Mayjen Withai Laithomya, membahas sengketa perbatasan Thailand-Kamboja saat ini, dengan menyoroti tiga motivasi utama di balik kepemimpinan Kamboja:

Mendapatkan kepercayaan publik dan menumbuhkan sentimen nasionalis di antara warga Kamboja, memperkuat persepsi sebagai pemimpin sejati Kamboja.

Menetapkan kepemilikan teritorial yang jelas berdasarkan peta skala 1:200.000 yang dilampirkan pada perjanjian Prancis-Siam tahun 1907. Peta ini sangat tidak akurat dan gagal menggambarkan batas-batas yang tepat. 

Selain itu, peta ini tidak mematuhi prinsip batas daerah aliran sungai yang diuraikan dalam perjanjian, yang mendefinisikan satu perbatasan yang dapat diverifikasi antara kedua negara. Jika Mahkamah Internasional memutuskan mendukung Kamboja, dengan memberikan hak teritorial atas kuil-kuil utama—termasuk Kuil Ta Moan Thom, Ta Moan Toch, dan Ta Krabei—serta Mum Bei (Segitiga Zamrud), hal itu dapat meningkatkan popularitas di kalangan pemimpin negara tersebut.

Withai lebih lanjut menguraikan pesan yang ingin disampaikannya kepada publik:

Masyarakat global harus mengakui bahwa militer Thailand tetap teguh dalam kepatuhannya terhadap perjanjian dan hukum internasional, serta menjunjung tinggi standar global. Mekanisme penyelesaian yang paling efektif untuk sengketa internasional adalah negosiasi bilateral. Kedua negara secara historis telah menjunjung tinggi Nota Kesepahaman tahun 2000, yang memastikan kelangsungan hidup berdampingan secara damai.

Masyarakat Thailand harus menumbuhkan kepercayaan pada operasi militer, mengakui kesiapan tentara untuk mempertahankan kedaulatan dan menjaga keamanan warga negara. Persatuan nasional adalah yang terpenting—jika kita bersatu, kemenangan terjamin. Kita bersatu, kita menang!

Masyarakat Kamboja harus menyadari bahwa tindakan kepemimpinan mereka saat ini terutama mementingkan diri sendiri, melindungi kepentingan pribadi dan politik daripada memberikan manfaat nyata bagi publik.

Terakhir, personel keamanan perbatasan Thailand harus bangga dengan tugas mereka, dan menyadari peran mereka sebagai pembela sejati negara. Mereka tidak boleh merasa terisolasi dalam tugas mereka, karena seluruh masyarakat Thailand—baik pemerintah maupun sektor swasta—mendukung mereka, menawarkan dukungan dan dorongan yang tak tergoyahkan. TheNation

Share: