Selain di Kadungora Garut tersebut, sebelumnya BNPT telah membuka KTN di Turen (Jawa Timur) dan Sumbawa (NTB).
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membuka lahan seluas 10 hektare di Desa Harumansari, Kecamatan Kadungora, Garut, Jawa Barat, untuk mantan narapidana terorisme menjalani deradikalisasi berbasis kesejahteraan.
Lahan seluas 10 hektare itu kemudian disebut sebagai Kawasan Terpadu Nusantara (KTN).
"KTN ini melibatkan banyak pihak. Negara harus hadir dan semua pihak harus dilibatkan mengingat terorisme adalah musuh kita bersama," kata Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar dalam keterangannya, Sabtu (2/7).
Selain di Kadungora Garut tersebut, sebelumnya BNPT telah membuka KTN di Turen (Jawa Timur) dan Sumbawa (NTB).
KTN di Garut itu akan dimanfaatkan sebagai area budidaya lebah madu, jagung, gula aren, alpukat, dan juga sebagai objek pariwisata.
Boy Rafli Amar menjelaskan kehadiran KTN menjadi wadah semua pihak untuk bersama-sama melakukan deradikalisasi berbasiskan kesejahteraan. Dengan kehadiran KTN Garut, mitra deradikalisasi dapat berbaur serta diterima dengan baik oleh masyarakat umum.
"Dengan KTN ini diharapkan proses reintegrasi mitra deradikalisasi dengan masyarakat dapat berjalan baik," kata Boy Rafli.
Boy Rafli juga mengatakan pemilihan wilayah Garut Jawa Barat menjadi salah satu lokasi KTN juga untuk menekan potensi yang mungkin saja muncul.
"Program seperti ini disiapkan untuk membangun kewaspadaan bersama terhadap radikalisme terorisme," kata mantan Kapolda Papua tersebut.
Sementara itu, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menilai lewat pembukaan KTN itu membuktkan bahwa pemda dan masyarakat kabupaten itu sepakat menolak seluruh bentuk ideologi kekerasan yang memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. "Kami bisa berbangga dengan hadirnya KTN di Desa Harumansari Garut ini. Kami tidak ingin ada terorisme di Indonesia," kata dia.
Salah satu mitra deradikalisasi yang hadir dalam kegiatan itu, Yoki Candra, berharap keberadaan KTN Garut itu bisa menjadi sarana reintegrasi sosial. (antara)