Thailand berada di peringkat ke-32 secara global dan ketiga di kawasan ASEAN, tertinggal di belakang Singapura dan Malaysia.
Thailand naik ke posisi ke-32 dari 65 negara pada Indeks Modernisasi Perdagangan Global (GTMI) 2024. Situasi ini terkait kinerja moderat Thailand dalam perdagangan digital.
Thailand menduduki peringkat ke-3 di antara negara-negara ASEAN dan menunjukkan peningkatan signifikan dalam kesiapan perdagangan digital.
Ketua Kamar Dagang Internasional (ICC), Montri Mahaplerkpong mengumumkan pertumbuhan perdagangan internasional selama kuartal pertama tidak mencapai harapan karena ketidakstabilan regional, terutama kerusuhan di Myanmar.
Thailand berada di peringkat ke-32 secara global dan ketiga di kawasan ASEAN, tertinggal di belakang Singapura dan Malaysia. GTMI mengevaluasi kesiapan perdagangan digital dalam lima kategori: perdagangan tanpa kertas, keterbukaan perdagangan, lingkungan peraturan, kesiapan bisnis, dan sumber daya manusia.
Kesiapan Thailand terhadap perdagangan digital telah meningkat, memungkinkan perdagangan dilakukan secara digital dan dipesan secara digital untuk meningkatkan efisiensi industri, menghasilkan pendapatan, dan mengurangi biaya operasional bagi dunia usaha.
Di ASEAN, upaya Thailand dalam mengurangi penggunaan kertas dalam perdagangan mencapai penurunan sebesar 22,5% (peringkat ke-3). Keterbukaan perdagangan negara ini mencapai angka 7,1% (peringkat ke-6), kesiapan dunia usaha sebesar 14,5% (peringkat ke-3), sumber daya manusia sebesar 6,1% (peringkat ke-4), dan kemampuan regulasi sebesar 16,1% (peringkat ke-3), kata Montri.
“Kami yakin Thailand masih memiliki peluang untuk mendapatkan teknologi untuk lebih meningkatkan daya saing perdagangan internasionalnya. Jika kita berhasil, nilai perdagangan internasional akan meningkat secara signifikan.”
ICC merekomendasikan agar pemerintah mendorong sektor swasta untuk lebih banyak mengadopsi teknologi digital dalam operasi perdagangan. Hal ini juga menyarankan pemberlakuan undang-undang, seperti Electronic Bill of Lading, untuk mendukung alat digital dalam perdagangan internasional, bersamaan dengan penerapan sistem sertifikasi National Single Window dan e-Phyto.
Menurut ICC, langkah-langkah ini bertujuan untuk mempercepat proses perdagangan, menyelaraskan dengan standar global, dan meningkatkan transparansi.
Singapura menduduki peringkat teratas GTMI, diikuti oleh Belanda, Jerman, Hong Kong, Finlandia, Swedia, Inggris, Swiss, Amerika Serikat, dan Taiwan, lapor Bangkok Post.