Bakamla RI pastikan survei seismik di Natuna Utara akan berjalan tanpa gangguan.
Jakarta, Suarathailand- Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksdya Irvansyah menyebut, kapal penjaga pantai (coast guard) China akhirnya mau kooperatif dan tidak lagi masuk perairan yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara.
Irvansyah memastikan hingga saat ini belum ada aktivitas kapal penjaga pantai China (CCG) yang membahayakan aktivitas kapal-kapal Indonesia di Laut Natuna Utara.
Saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan RI, Jakarta Pusat, Senin (5/11/2024), Irvansyah menjelaskan, kapal-kapal Bakamla RI rutin berpatroli di Laut Natuna Utara sepanjang tahun.
Terlepas dari insiden pengusiran kapal penjaga pantai China yang masuk wilayah Indonesia tiga kali bulan lalu, Bakamla cukup lama bertekad memperkuat armada patrolinya.
Irvansyah menyebut, perlu ada peningkatan jumlah kapal patroli di daerah-daerah strategis. Untuk memantau pergerakan kapa lasing.
Irvansyah menambahkan insiden pengusiran kapal penjaga pantai China di Laut Natuna Utara bulan lalu itu merupakan yang pertama kali dilakukan oleh kapal patroli Bakamla sepanjang 2024.
"Sepanjang tahun ini, (insiden itu) baru pertama," kata Irvansyah.
Kapal patroli Bakamla RI KN Pulau Dana-323 dan KN Tanjung Datu pada bulan lalu, mengusir kapal penjaga pantai (coast guard) China yang mencoba masuk perairan yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, masing-masing pada 25 Oktober, 24 Oktober dan 21 Oktober.
Kapal coast guard China 5402 itu diusir keluar perairan yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara karena diyakini mengganggu kegiatan survei dan pengolahan data seismik yang dilakukan oleh PT Pertamina menggunakan kapal MV Geo Coral.
Bakamla RI dalam siaran resminya menegaskan, Bakamla RI bakal terus mengawasi secara ketat aktivitas di Laut Natuna Utara demi memastikan survei seismik di perairan itu berjalan tanpa gangguan.