Thailand Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Bola Voli Wanita pada 2025

Langkah ini sebagai upaya untuk merangsang pariwisata dan ekonomi Thailand. 

Kompetisi digelar 22 Agustus-7 September di Chiang Mai, Phuket, Nakhon Ratchasima, dan Bangkok.


Bangkok, Suarathailand- Kabinet Thailand menyetujui proposal untuk menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Bola Voli Wanita FIVB 2025 dalam upaya untuk merangsang pariwisata dan ekonomi.

Wakil juru bicara pemerintah Karom Ponpornklang mengatakan proposal dari Kementerian Pariwisata dan Olahraga muncul setelah Asosiasi Bola Voli Thailand (TVA) melakukan promosi selama pertemuan Federasi Bola Voli Internasional ke-39 di Porto, Portugal dari tanggal 15-17 November.

TVA akan mengonfirmasi kesiapan Thailand untuk menjadi tuan rumah kompetisi tersebut kepada Federasi Bola Voli Internasional pada hari Jumat (6 Desember), dan upacara pengundian akan dilakukan pada tanggal 15 Desember.

Karom mencatat bahwa proposal ini sejalan dengan kebijakan stimulus pariwisata Kabinet dengan mempromosikan industri pariwisata baru, meningkatkan atraksi buatan manusia, menyelenggarakan acara kelas dunia di Thailand, dan menarik pengunjung asing ke negara tersebut. 

Ia mengungkapkan bahwa kompetisi tersebut akan diselenggarakan mulai 22 Agustus-7 September di Chiang Mai, Phuket, Nakhon Ratchasima, dan Bangkok.

Kompetisi tersebut akan diikuti oleh 32 tim: Thailand, Serbia, Tiongkok, Jepang, Vietnam, Turki, Belanda, Italia, Kenya, Mesir, Kamerun, AS, Kanada, Republik Dominika, Brasil, Argentina, Kolombia, Polandia, Jerman, Belgia, Republik Ceko, Puerto Riko, Ukraina Barat, Prancis, Bulgaria, Kuba, Swedia, Meksiko, Slovenia, Slowakia, Spanyol, dan Republik Hellenic (Yunani).

Karom berharap Kejuaraan Dunia Bola Voli Wanita FIVB 2025 dapat mempromosikan objek wisata dan budaya Thailand secara global, serta meningkatkan kepercayaan diri wisatawan asing dan investor di negara tersebut.

Kompetisi tersebut diharapkan dapat menarik 1,3 juta pengunjung ke Thailand, menghasilkan pendapatan sebesar 8,43 miliar baht (Rp6 triliun) bagi negara tersebut, tambahnya, seperti dilaporkan TheNation.

Share: