Thailand ingin tiru keberhasilan Korea Selatan memanfaatkan produk budaya untuk keluar dari perangkap pendapatan menengah.
Komite Strategi Soft Power Nasional Thailand berupaya mengubah acara tradisional menjadi festival terkenal di dunia di 77 provinsi di negara tersebut. Tujuan ini akan dicapai melalui penelitian komprehensif dan pelatihan organisasi festival.
Wakil presiden komite tersebut, Dr Surapong Suebwonglee, menyoroti perlunya mengelola berbagai atraksi wisata di negara ini dengan lebih baik. Ia berpendapat bahwa festival-festival di negara ini, jika dimanfaatkan secara efektif, dapat meningkatkan sektor pariwisata secara signifikan. Hal ini terutama berlaku untuk festival-festival unggulan tahunan yang secara konsisten mampu menarik sejumlah besar wisatawan.
Berfokus pada kebijakan soft power utama pemerintah, Dr Surapong menyamakan keberhasilan Korea Selatan dalam memanfaatkan produk budaya untuk keluar dari perangkap pendapatan menengah. Ia menegaskan, Thailand berpotensi mengikuti jalur serupa.
Menurut Dr Surapong, acara seperti Songkran dan Loy Krathong perlu diangkat menjadi festival kelas dunia. Untuk mencapai hal ini, beliau menyarankan lebih banyak penelitian dan pelatihan personel, berkoordinasi dengan akademi di seluruh provinsi.
Komite Kekuatan Lunak
Ia juga mengusulkan agar setiap provinsi membentuk komite soft powernya sendiri. Komite-komite ini akan bertanggung jawab untuk menciptakan festival kota yang unik dan membedakannya dari festival lainnya. Proyek-proyek awal dapat diluncurkan di provinsi-provinsi yang telah memiliki infrastruktur, tenaga kerja, dan aset yang memadai, dengan Nakhon Ratchasima menjadi kandidat utama karena telah terbentuknya komite soft power lokal.
Dr Surapong menekankan peran penting sektor swasta dalam memimpin sebagian besar festival, dan pemerintah berfungsi sebagai fasilitator dan mengamankan momentum dari investor.
Rancangan Undang-Undang Badan Konten Kreatif Thailand (THACCA) saat ini terbuka untuk opini publik hingga akhir April. Undang-undang ini bertujuan untuk membentuk lembaga layanan terpadu untuk mempromosikan festival dan sepuluh industri soft power lainnya. Rancangan tersebut dijadwalkan untuk diserahkan ke Kabinet untuk persiapan legislasi pada pertengahan tahun depan.
Untuk mengantisipasi UU THACCA, anggaran fiskal terkait promosi soft power akan disalurkan melalui berbagai badan seperti Tourism Authority of Thailand, Thailand Convention and Exhibition Bureau (TCEB), atau Kementerian Kebudayaan.
Presiden TCEB Chiruit Isarangkun Na Ayuthaya mengidentifikasi lima sektor potensial untuk penyelenggaraan festival di Thailand: seni dan budaya, kreatif dan gaya hidup, hiburan, olahraga, dan inovasi. Dia mengungkapkan bahwa TCEB berencana untuk mendukung lebih dari 30 acara dan festival besar pada tahun fiskal 2024, yang diharapkan dapat menarik sekitar 2.3 juta pengunjung dan menghasilkan lebih dari 3.6 miliar baht.
Di antara acara penting yang akan diselenggarakan adalah Money 20/20 Expo di Bangkok pada bulan April, Mango Art Festival di Bangkok pada bulan Mei, dan Isan Creative Festival di Khon Kaen, yang dijadwalkan berlangsung dari tanggal 29 Juni hingga 7 Juli, lapor Bangkok Post .