Thailand Tingkatkan Standar Ekspor Durian, Target Raup RP446 Triliun

Ekspor durian Vietnam dan Filipina sedang berkembang pesat menjadi pesaing Thailand.

Pihak berwenang Thailand telah menerapkan berbagai metode, termasuk memperluas skala pertanian dan meningkatkan kualitas buah dengan menggunakan teknologi tinggi, untuk menjamin bagian terbesar ekspor durian ke pasar Tiongkok.

Juru bicara Kantor Perdana Menteri Chai Wacharonke mengatakan pada konferensi pers bahwa pemerintah Thailand telah meningkatkan kebijakan pengendalian kualitas untuk ekspor buah segar, khususnya durian.

Standar pengelolaan dan pengendalian kualitas yang ketat telah ditetapkan untuk menjamin kualitas buah dan mencegah residu pestisida yang berlebihan.

“Undang-undang yang melarang pemotongan dan penjualan durian mentah secara rahasia akan memungkinkan adanya kontrol dan standarisasi ekspor durian Thailand,” katanya.

Chai mengatakan pemerintah memperkirakan konsumsi durian di masa depan akan tumbuh 15 kali lipat dari konsumsi saat ini, yaitu mencapai sekitar 15 juta ton.

“Kami berharap kedepannya mampu meningkatkan nilai ekspor durian secara signifikan hingga mencapai 1 triliun baht ($27,23 miliar) atau sekitar RP446 triliun,” tambahnya.

Pasar konsumsi durian yang besar di Tiongkok telah meningkatkan produksi durian Thailand dan menarik negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Vietnam dan Filipina yang dengan pesat berkembang menjadi pesaing Thailand.

Pada tahun 2023, Tiongkok mengimpor 1,42 juta ton durian segar dengan sekitar 65 persen dipasok oleh Thailand, Vietnam memasok 35 persen, diikuti oleh Filipina, yang memasok kurang dari 1 persen, menurut Administrasi Umum Bea Cukai Tiongkok. .

Terlepas dari tantangan yang dihadapi Thailand, Kasikorn Research Center yang berbasis di Bangkok memperkirakan bahwa nilai ekspor durian Thailand ke Tiongkok akan meningkat menjadi $4,5 miliar tahun ini, meningkat 12 persen dari tahun lalu.

Untuk mempertahankan posisi terdepan dalam ekspor durian ke Tiongkok, wilayah produksi durian utama kerajaan ini mencari dukungan teknologi untuk meningkatkan kualitas durian.

Sejak tahun lalu, Asosiasi Komersial untuk Keberlanjutan Pertanian di Thailand telah bekerja sama dengan Pusat Kerjasama Ekonomi Luar Negeri (FECC) di bawah Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok untuk membangun kebun durian cerdas di provinsi Chanthaburi, Thailand barat.

Ilmuwan Tiongkok membantu memasang peralatan untuk pemantauan meteorologi, ketinggian air, dan kelembaban tanah di beberapa kebun percontohan di provinsi tersebut. Peralatan tersebut kemudian dapat memberikan dukungan data untuk budidaya durian secara ilmiah dan peningkatan kualitas buah.

Selain itu, FECC juga bermitra dengan platform e-commerce Tiongkok untuk mengembangkan saluran penjualan online dan mengadakan aktivitas streaming langsung, guna lebih mengeksplorasi pasar Tiongkok.

Pemerintah daerah di daerah produksi durian utama lainnya, seperti provinsi Chumphon di Thailand Selatan, meningkatkan perdagangan buah tropis dengan mengadakan festival untuk meningkatkan eksposur merek.

Minggu lalu, perayaan festival durian diadakan di Chumphon, dan beberapa perusahaan logistik Tiongkok dan pedagang buah diundang ke acara tersebut.

Pada upacara pembukaan festival, gubernur provinsi Wisah Poolsirirat mengungkapkan provinsi tersebut akan memproduksi total 250.000 ton durian tahun ini, sehingga memberikan pendapatan bagi masyarakat setempat senilai lebih dari 33 miliar baht.

“Perluasan areal tanam durian terutama didorong oleh meningkatnya kebutuhan dari negara-negara mitra dagang utama, dimana 70 persennya berasal dari Tiongkok,” kata Wisah.

“Kami akan lebih meningkatkan kualitas durian kami dan menjadikannya merek teratas di kalangan pelanggan Tiongkok.” (thenation)

Share: