Polisi Thailand menangkap Selva di sebuah kondominium di Soi Chuen Charoen Phanit di subdistrik Bang Yi Khan, distrik Bang Phlat, Bangkok.
Polisi Thailand dari Divisi Pemberantasan Perdagangan Manusia Biro Investigasi Pusat (CIB) berhasil menangkap buronan asal Amerika Serikat yang jadi buronan FBI dalam kasus Tinda Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Tersangka yang ditangkap itu bernama Selva, pria berusia 37 tahun. Warga negara Amerika keturunan Asia itu diburu karena berbagai tuduhan penculikan, penipuan, kekerasan seksual, serta perdagangan manusia untuk eksploitasi seksual.
Polisi Thailand menangkap Selva di sebuah kondominium di Soi Chuen Charoen Phanit di subdistrik Bang Yi Khan, distrik Bang Phlat, Bangkok.
Selva didakwa melakukan penyerangan yang disengaja, penculikan dengan sengaja, pemaksaan, pencekikan, penyerangan dengan senjata yang menyebabkan cedera tubuh, dan perdagangan manusia.
Pol. Kolonel Korkiet Wuthichumnong, Inspektur Divisi 1, CIB, mengatakan penangkapan tersebut diprakarsai oleh perwakilan Kedutaan Besar AS di Thailand dan Biro Investigasi Federal (FBI) yang menghubungi Kementerian Luar Negeri dan Kantor Kejaksaan Agung.
Mereka kemudian meminta bantuan kepada Pol. Letjen Jirabhop Bhuride, Komisaris CIB, untuk melacak dan menangkap Selva yang dicari berdasarkan surat perintah yang dikeluarkan oleh Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Oregon. Permintaan tersebut dibuat berdasarkan Perjanjian Ekstradisi antara Amerika Serikat dan Thailand.
Selva pernah dihukum beberapa kali sebelumnya di Amerika Serikat, terutama terkait dengan penyerangan seksual dan penyerangan. Pengadilan Distrik Oregon telah memvonisnya atas “perdagangan seks dengan kekerasan, penipuan dan/atau pemaksaan” dengan hukuman maksimal penjara seumur hidup dan hukuman minimal 15 tahun, dan “transportasi untuk aktivitas seksual yang melanggar hukum” dengan hukuman maksimal 10 tahun.
Tuduhan ini dibagi menjadi 11 dakwaan terpisah, serangan di tingkat kedua: pencekikan; melukai tubuh dengan sengaja; penculikan tingkat pertama (4 hitungan); paksaan; penggunaan senjata yang melanggar hukum; penyerangan menyebabkan cedera tubuh.
Setelah dibebaskan dengan jaminan, ia tidak hadir untuk menjalani hukuman dan melarikan diri ke Thailand, tempat ia bersembunyi selama lebih dari tiga bulan sejak bulan Februari. Pihak berwenang kemudian dihubungi untuk melacak dan menangkapnya. (khaosod)