Thailand Selidiki Insiden Ranjau Darat di Dekat Perbatasan Thailand-Kamboja

Jika pasukan Kamboja ditemukan telah melanggar kedaulatan Thailand, Thailand akan merespons dengan tegas dan mengambil tindakan berdasarkan standar internasional.


Bangkok, Suarathailand- Pemerintah Thailand sedang menyelidiki insiden ranjau darat yang melukai tentara Thailand di dekat perbatasan Thailand-Kamboja. Analisis sedang dilakukan untuk menentukan apakah ranjau tersebut baru ditanam atau sisa-sisa konflik masa lalu.

Jirayu Huangsap, juru bicara Kantor Perdana Menteri, mengungkapkan pemerintah telah menerima laporan dari Pusat Operasi Khusus untuk Manajemen Situasi Perbatasan Thailand-Kamboja (SOC-TCBSM) mengenai insiden ranjau darat yang melukai tentara Thailand di dekat perbatasan Thailand-Kamboja.

Laporan tersebut merinci bagaimana tentara yang berpatroli menginjak ranjau darat. Sebagai tanggapan, Angkatan Darat Kerajaan Thailand mengirimkan Unit Aksi Ranjau Kemanusiaan (HMAU) ke lokasi tersebut untuk mengumpulkan bukti dan melakukan analisis. 

Para ahli bahan peledak diperkirakan akan membutuhkan waktu 2-3 hari untuk menentukan apakah ranjau darat tersebut merupakan sisa-sisa konflik masa lalu atau ranjau yang baru ditanam.

Jika ranjau darat tersebut ditemukan baru-baru ini dipasang, hal tersebut akan dianggap sebagai pelanggaran Perjanjian Ottawa, yang melarang penggunaan ranjau darat anti-personel. Baik Thailand maupun Kamboja telah menjadi penanda tangan perjanjian tersebut sejak tahun 1999.

Pemerintah Thailand telah menegaskan bahwa mereka tidak akan mengabaikan pelanggaran apa pun. Jika pasukan Kamboja ditemukan telah melanggar kedaulatan Thailand, Thailand akan merespons dengan tegas dan mengambil tindakan berdasarkan standar internasional.

Selain itu, laporan tersebut mengonfirmasi bahwa Angkatan Darat ke-2 telah mengirimkan unit penjinak bom ke lokasi tersebut untuk penyelidikan lebih lanjut.

Selama proses ini, beberapa benda militer ditemukan, dan saat ini sedang diperiksa untuk menentukan apakah benda-benda tersebut merupakan bahan peledak, peralatan militer, atau sisa-sisa dari era Khmer Merah, atau apakah benda-benda tersebut merupakan barang yang baru dikerahkan. TheNation

Share: