Kesuksesan Thailand ini berkat berkat perjanjian perdagangan bebas (FTA).
Bangkok, Suarathailand- Thailand jadi eksportir produk pertanian terbesar di Asia Tenggara dan kedelapan terbesar secara global, berkat perjanjian perdagangan bebas (FTA).
Departemen Negosiasi Perdagangan Thailand menyoroti pencapaian ini, dengan mengaitkan keberhasilan berkat perjanjian ini meskipun persaingan asing meningkat dan ketidakpastian ekonomi global.
Nilai ekspor pertanian Thailand mencapai USD19,8 miliar (638 miliar baht) dalam delapan bulan pertama tahun 2024, menandai peningkatan 8% dari tahun ke tahun. Khususnya, ekspor ke mitra FTA berjumlah USD13,7 miliar, mewakili 69% dari total ekspor pertanian negara tersebut.
Tiongkok menjadi importir teratas, menyumbang 31% dari ekspor pertanian Thailand, diikuti oleh ASEAN sebesar 15%, Jepang sebesar 11%, dan Korea Selatan sebesar 3%. Pertumbuhan pesat diamati di pasar-pasar seperti ASEAN (39%), India (34%), Australia (23%), Singapura (10%), Korea Selatan (9%), dan Jepang (7%).
Pada bulan Agustus 2024, ekspor pertanian ke mitra-mitra FTA mencapai total USD1,7 miliar, meningkat 9% dari bulan sebelumnya. Ekspor utama untuk bulan tersebut meliputi buah segar, dingin, dan beku senilai USD604 juta, naik 21%; beras sebesar USD562 juta, naik 41%; karet alam sebesar USD497 juta, naik 9%; ayam segar, dingin, beku, dan olahan sebesar US$392 juta, naik 6%; dan produk tapioka sebesar USD260 juta, naik 2%.
Departemen tersebut menyarankan agar para pengusaha Thailand didorong untuk memanfaatkan hak istimewa FTA guna lebih memperluas ekspor mereka.
Thailand saat ini memiliki 14 FTA dengan 18 negara, termasuk Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, yang dimulai pada awal tahun lalu.
Perjanjian-perjanjian ini telah menyebabkan penghapusan tarif impor pada sebagian besar produk dari Thailand, yang menguntungkan ekspor karet alam (kecuali Tiongkok dan India), produk tapioka (kecuali Jepang, Korea Selatan, dan India), ayam olahan (kecuali Jepang, Korea Selatan, Chili, dan Peru), dan buah segar, dingin, dan beku (kecuali Jepang, Korea Selatan, India, Vietnam, Kamboja, dan Laos).
Pemanfaatan FTA yang strategis ini telah memperkuat posisi Thailand di pasar global, mendorong pertumbuhan signifikan dalam ekspor pertanian dan memposisikan negara tersebut sebagai pemain kunci di sektor tersebut, demikian dilaporkan Bangkok Post.