Acara Pameran dagang makanan dan minuman di Thailand dikunjungi 80 ribu lebih pengunjung dari 130 negara.
>Thailand saat ini menduduki peringkat ke-12 eksportir pangan terbesar di dunia.
>potensi pendapatan dari acara tersebut yang diperkirakan mencapai Rp44 triliun.
Thailand memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam produksi pangan dan masakan favorit global. Ambisi tersebut terbukti pada ajang THAIFEX-ANUGA ASIA 2024, pameran dagang makanan dan minuman paling terkemuka di Asia, diadakan di IMPACT Exhibition and Convention Center hingga 1 Juni.
Departemen Promosi Perdagangan Internasional (DITP) Thailand menyelenggarakan acara yang sangat dinanti ini. Acara ini menarik lebih dari 80.000 pengunjung dari 130 negara.
THAIFEX-ANUGA ASIA adalah toko serba ada untuk segala hal yang berhubungan dengan makanan dan minuman, mulai dari makanan instan hingga pilihan makanan siap saji, makanan beku, bahan-bahan, minuman, dan bahkan mesin. Ini adalah platform penting bagi semua bisnis di industri makanan.
Sektor swasta memamerkan teknologi dan produk terbarunya, sementara DITP mengadakan pameran yang menyoroti potensi pangan Thailand di masa depan.
Makanan Masa Depan Thailand Dipamerkan
Pameran ini menekankan kemampuan Thailand untuk memproduksi pangan masa depan berkualitas tinggi dan berstandar ekspor serta mendorong konsumsinya di dalam negeri dan internasional. Diselenggarakan dengan konsep “Food Arcade,” pameran ini menampilkan aktivitas-aktivitas menarik.
Pengunjung dapat mempelajari makanan masa depan Thailand melalui empat kategori utama:
Makanan Fungsional dan Bahan Fungsional: Produk yang dirancang untuk meningkatkan asupan nutrisi, mengurangi zat berbahaya, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Contohnya termasuk suplemen nutrisi dan probiotik.
Makanan Medis dan Makanan yang Dipersonalisasi: Produk yang diawasi secara medis digunakan sebagai pengganti atau pelengkap pengobatan, memberikan pasien nutrisi yang tepat untuk kebutuhan spesifik mereka.
Makanan Organik dan Makanan Utuh: Makanan ini menekankan metode produksi alami dan bebas dari bahan kimia.
Protein Alternatif: Menawarkan kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan pilihan konvensional, termasuk protein nabati, protein serangga, jamur hasil budidaya, protein alga, dan pilihan baru seperti daging yang dikembangkan di laboratorium.
Lebih dari 40 produk makanan masa depan dari pengusaha Thailand yang dikategorikan dan dikemas secara berkelanjutan, dipamerkan. Pengunjung dapat terlibat dalam aktivitas interaktif untuk mempelajari lebih lanjut, menikmati hadiah peringatan seperti es krim gelato, dan mencicipi produk langsung dari peserta pameran.
Bagi mereka yang ingin mendalami lebih dalam, Hall 5 menampung semua pameran makanan masa depan, termasuk protein dari serangga dan pilihan nabati.
Pembangkit Tenaga Pangan Global
Tahun ini menandai edisi ke-32 THAIFEX-ANUGA ASIA, menampilkan 6.000 stan dari peserta pameran di lebih dari 30 negara. Acara ini memupuk interaksi langsung antara pelaku usaha, pedagang, dan importir.
DITP juga berencana untuk memanfaatkan restoran bersertifikat Thai SELECT di luar negeri sebagai ruang pamer untuk mempromosikan produk-produk Thailand, sehingga semakin meningkatkan soft power dan citra merek Thailand secara global.
Upacara pembukaan, yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan Phumtham Wechayachai pada tanggal 28 Mei, menyoroti potensi pendapatan dari acara tersebut yang diperkirakan mencapai 100 miliar baht (Rp44 triliun), dengan 60 miliar di antaranya diperoleh dari bisnis Thailand.
Industri makanan adalah pilar perekonomian Thailand. Ekspor pangan pada tahun 2023 tumbuh sebesar 2,7% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai lebih dari US$39 miliar (sekitar 1,37 triliun baht). Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan di Tiongkok (+25.9%) dan ASEAN (+21.5%).
Thailand saat ini menduduki peringkat ke-12 eksportir pangan terbesar di dunia, peningkatan yang signifikan dari posisi ke-15 pada tahun 2022. Ekspor pangan Thailand pada tahun 2024 diproyeksikan tumbuh sebesar 2% tahun-ke-tahun, mencapai perkiraan US$40 miliar (lebih dari THB 1,4 triliun ).
Herbal Thailand: Fokus pada Kesehatan
Departemen Pengembangan Bisnis juga menampilkan konsep “Think Wellness, Think Thai Herbs” di pameran tersebut, mempromosikan herbal Thailand bersama dengan makanan dan minuman.
Wakil Menteri Perdagangan Napintorn Srisunpang menyoroti partisipasi 20 produsen jamu Thailand dalam zona “Jamu Lokal SMART”.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran merek dan mendorong penggunaan jamu Thailand untuk meningkatkan kesehatan.
Jamu Thailand dikenal karena karakteristik dan warisan uniknya, berakar pada kebijaksanaan pengobatan tradisional Thailand. Merupakan bahan baku berkualitas tinggi dengan standar produksi yang ditetapkan.
Jika dipadukan dengan inovasi yang memperluas variasi produk, mereka akan mampu memenuhi kebutuhan konsumen modern dengan sempurna. Jamu Thailand juga memiliki potensi besar sebagai produk pangan masa depan.
Lima pasar terbesar jamu Thailand adalah Myanmar, Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang. (thenation)