Thailand mengekspor durian segar ke Tiongkok dengan total lebih dari 121.398 ton, senilai USD717 juta (26,3 miliar baht) atau Rp11,6 triliun.
Thailand menjadi eksportir durian segar terbesar ke Tiongkok dengan lebih dari 121.398 ton durian dikirimkan pada tahun 2024. Data ini berdasarkan laporan Global Trade Atlas (GTA). Selain itu, ekspor mangga ke Korea Selatan juga meningkat, dipengaruhi oleh perjanjian perdagangan yang menguntungkan.
Juru bicara pemerintah Chai Wacharong mengumumkan bahwa Kementerian Perdagangan Thailand mengungkapkan data baru yang menunjukkan negara tersebut mengekspor durian segar ke Tiongkok dengan total lebih dari 121.398 ton, senilai USD717 juta (26,3 miliar baht) atau Rp11,6 triliun. Angka tersebut melampaui ekspor Vietnam sebesar 79.186 ton senilai USD369 juta sehingga menempatkan Thailand sebagai garda depan ekspor durian ke Tiongkok.
Data Departemen Bea Cukai menunjukkan pada Januari hingga April 2024, Thailand mengekspor lebih dari 225.204 ton durian segar. Tren pertumbuhan ini diperkirakan akan terus berlanjut karena permintaan yang berkelanjutan dan peningkatan produksi.
Chai menyatakan keyakinannya bahwa Thailand akan mempertahankan posisi terdepan dalam ekspor durian segar ke Tiongkok, mengutip permintaan yang terus menerus dan upaya proaktif dari Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan Phumtham Wechayachai, yang secara agresif mencari pasar baru di kota-kota sekunder di Tiongkok.
Langkah-langkah proaktif ini telah membawa kembali Thailand ke posisi teratas di pasar durian Tiongkok. Harga rata-rata ekspor durian Thailand meningkat menjadi 216 baht per kilogram dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain statistik ekspor durian yang mengesankan, ekspor mangga Thailand ke Korea Selatan juga mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Kekurangan buah
Republik Korea untuk sementara menghapuskan bea masuk atas mangga Thailand, ditambah dengan kekurangan buah dalam negeri, yang menyebabkan peningkatan ekspor mangga ke Korea Selatan sebesar 230%.
Pemerintah Thailand melalui Kementerian Perdagangan terus mendorong penurunan tarif permanen terhadap mangga Thailand di Korea Selatan. Saat ini, bea masuk berkisar antara 24% dan 30%.
Melalui Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) Thailand-Korea, perundingan putaran pertama diperkirakan akan dimulai pada pertengahan tahun 2024 dengan target selesai pada akhir tahun 2025 atau awal tahun 2026. Perundingan yang berhasil akan semakin menguntungkan ekspor Thailand.
Perdana Menteri Srettha Thavisin telah mengarahkan lembaga-lembaga terkait untuk mengadopsi pendekatan proaktif dengan strategi operasional yang jelas untuk menilai dan mengatasi segala kekurangan.
Tujuannya adalah untuk menyesuaikan strategi dengan situasi saat ini dan mempromosikan Thailand sebagai pusat pertanian dan pangan global.
Chai menekankan angka-angka tersebut jelas menunjukkan keunggulan ekspor Thailand yang signifikan dibandingkan negara peringkat kedua. Pendekatan proaktif dan strategis ini bertujuan untuk memperkuat posisi Thailand di pasar pertanian dan pangan global, memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan manfaat perdagangan internasional bagi negara tersebut, lapor Khaosod.