Perang dagang dengan Tiongkok akan menimbulkan tantangan baru bagi bisnis Thailand.
Suarathailand- Dengan Harris dan Trump yang berjanji untuk menaikkan tarif, bisnis Thailand harus bersiap menghadapi dampak perang dagang AS-Tiongkok yang semakin memanas
Tidak peduli bagaimana hasil pemilihan presiden Amerika Serikat, babak baru perang dagang AS-Tiongkok hampir tidak dapat dihindari, Dewan Pengirim Barang Nasional Thailand (TNSC) mendesak bisnis Thailand untuk bersiap menghadapi dampaknya, yaitu pengalihan basis manufaktur dan ekspor.
“Tidak peduli siapa yang menjadi presiden AS berikutnya, perang dagang dengan Tiongkok akan menimbulkan tantangan baru bagi bisnis Thailand,” kata kepala TNSC Chaicharn Charoensuk, seraya menambahkan bahwa AS dan Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Thailand dalam beberapa tahun terakhir.
Kandidat Demokrat Kamala Harris telah berjanji untuk menaikkan tarif barang-barang strategis, sementara kandidat Republik Donald Trump mengatakan dia akan mengenakan kenaikan tarif menyeluruh serta kenaikan pajak 100% pada negara mana pun yang berhenti mengikat mata uangnya ke keranjang dolar AS.
Chaicharn mengatakan dalam 7 tahun terakhir, perang dagang AS-Tiongkok telah menguntungkan Thailand karena baik produsen Amerika maupun Tiongkok telah mengalihkan basis produksi dan ekspor mereka ke kerajaan tersebut untuk menghindari hambatan perdagangan.
Karena perang dagang, ekspor produk elektronik Thailand ke AS telah meningkat hingga tujuh kali lipat, sementara ekspor ban meningkat lebih dari dua kali lipat, katanya.
Ekspor ke AS dalam sembilan bulan tahun ini juga telah meningkat 12,5% dari tahun ke tahun, tambahnya
“Thailand harus menjaga keseimbangan dalam perdagangan dan hubungan dengan Amerika Serikat dan Tiongkok. Di masa lalu, Thailand telah mengelola posisinya dengan tepat dan telah memanfaatkan perang dagang untuk keuntungannya,” kata Chaicharn. “Hasil pemilihan ini, terlepas dari siapa yang menang, akan berdampak pada ekonomi global, geopolitik, perang dagang, dan ekspor Thailand pada tahun 2025.”
TNSC memperkirakan ekspor Thailand pada tahun 2024 akan tumbuh setidaknya 2% dari tahun ke tahun, dilihat dari penghitungan selama sembilan bulan pertama sebesar US$ 223,17 miliar, naik 3,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Kami tidak memperkirakan akan ada masalah serius pada kuartal terakhir tahun ini. Biaya pengiriman dan nilai tukar saat ini berada pada tingkat yang dapat dikelola, sementara jumlah kontainer pengiriman yang tersedia seharusnya lebih dari cukup,” katanya.