Thailand Bentuk Satgas Cegah Transaksi Pembelian Senjata Myanmar

Pelapor PBB soal HAM di Myanmar mengatakan perusahaan yang terdaftar di Thailand telah menggunakan bank lokal untuk mentransfer dana untuk senjata dan bahan terkait untuk Myanmar senilai US$120 juta pada 2023.

Bangkok, Suarathailand- Thailand akan membentuk satuan tugas untuk meningkatkan kemampuan uji tuntas lembaga keuangannya guna mencegah transaksi oleh bank yang dapat menyebabkan pembelian senjata dan pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar, kata kementerian luar negeri Thailand.

Pemerintah Thailand bertemu dengan bank-bank komersial dan badan-badan negara untuk menyelidiki transaksi tersebut setelah seorang pakar PBB melaporkan adanya lonjakan uang yang dipindahkan melalui bank-bank Thailand untuk membeli senjata yang digunakan oleh junta terhadap penduduk sipil.

Pertemuan tersebut membahas kemajuan yang dicapai dalam penyelidikan transaksi yang mungkin terkait dengan pembelian senjata, pasokan militer, dan pemerintah Myanmar, kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam (24 Juli).

Bank of Thailand dan Kantor Anti-Pencucian Uang (AMLO) akan membentuk satuan tugas untuk menyelidiki transaksi tersebut dan meninjau langkah-langkah untuk “lebih melengkapi dan meningkatkan kemampuan lembaga keuangan Thailand,” kata pernyataan itu.

Awal bulan ini, perwakilan bank mengatakan kepada komite parlemen bahwa mereka telah mengikuti peraturan namun tidak memiliki kapasitas untuk menyelidiki semua transaksi yang dapat digunakan untuk pembelian senjata.

Myanmar terlibat dalam perang saudara yang mempertemukan militer yang melakukan kudeta pada tahun 2021 setelah satu dekade demokrasi, melawan aliansi longgar yang terdiri dari tentara etnis minoritas dan gerakan perlawanan yang setia kepada pemerintah bayangan.

Laporan bulan lalu oleh pelapor khusus PBB mengenai situasi hak asasi manusia di Myanmar mengatakan perusahaan yang terdaftar di Thailand telah menggunakan bank lokal untuk mentransfer dana untuk senjata dan bahan terkait untuk Myanmar senilai US$120 juta pada tahun fiskal 2023, dibandingkan dengan US$60 juta pada tahun sebelumnya.

Laporan tersebut mengatakan transaksi-transaksi tersebut menumpulkan upaya global untuk mengisolasi militer yang menghadapi tantangan terbesar sejak mengambil kembali kekuasaan. (thenation)

Share: