Thailand Belajar Manajemen dan Tabungan Haji pada Malaysia

Tabungan Haji mewakili keberhasilan komunitas Muslim di Malaysia, dan merupakan kewajiban kami untuk mengambil pelajaran darinya.

Keberhasilan yang diraih Lembaga Tabung Haji (TH) dalam mengelola dan mengawasi jemaah haji Malaysia, hingga mendapatkan berbagai pengakuan dari pemerintah Arab Saudi, memicu minat otoritas pengelola haji Thailand untuk mempelajarinya lebih jauh.

Ketua delegasi haji Thailand, Abdul Baziz Chema, yang juga ketua Dewan Agama Yala, mengatakan komunitas Muslim di Thailand Selatan menggambarkan Malaysia sebagai kakak karena pengalamannya yang luas dalam menangani jamaah haji, yang patut ditiru oleh negaranya.

“TH mewakili keberhasilan komunitas Muslim di Malaysia, dan merupakan kewajiban kami untuk mengambil pelajaran darinya. Saya sangat yakin dengan menimba ilmu dari TH, insya Allah kita akan mampu menandingi hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan haji suatu saat nanti, “ujarnya.

Dia berbicara kepada wartawan setelah bertemu dengan pejabat manajemen TH di kantor pusat TH di sini. Ia didampingi oleh 15 orang, termasuk perwakilan dari Dewan Islam Pusat Thailand, kantor kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri.

Aspek yang ingin mereka pelajari antara lain sistem tabungan yang diperkenalkan TH, manajemen jamaah, dan hal-hal terkait lainnya.

Abdul Baziz mengatakan Thailand tidak memiliki badan khusus yang mengawasi seluruh urusan haji dan urusan terkait dikelola oleh 88 lembaga pariwisata, dengan biaya penyelenggaraan haji sekitar RM40.000 tanpa subsidi apa pun.

Situasi ini menyebabkan hanya 7.000 dari 11.000 kuota yang dialokasikan untuk umat Islam di negara tersebut yang terisi.

Sementara itu, ketua delegasi haji Malaysia Datuk Seri Syed Saleh Syed Abdul Rahman mengatakan pertemuan tersebut memungkinkan kedua belah pihak untuk bertukar pandangan mengenai masalah pengelolaan haji.

“Kami melihat peluang kolaborasi dan pertukaran pengalaman serta perspektif mengenai urusan haji. Hal ini dapat meningkatkan kinerja dan kualitas layanan serta fasilitas yang diberikan kepada jemaah haji masing-masing negara.

“Tidak diragukan lagi, setiap negara memiliki kekuatan yang dapat dipelajari,” ujarnya. (theusnmy)

Share: