Thailand akan Ubah Strategi dan Kedepankan Dialog di Thailand Selatan

Strategi Deep South akan direvisi, bertujuan mencabut keadaan darurat dan memangkas pasukan pada tahun 2027.


Bangkok, Suarathailand- Pemerintah Thailand telah memerintahkan revisi strateginya yang dirancang di Thailand Selatan yang dapat mengarah pada pencabutan keadaan darurat dan pengurangan pasukan di wilayah yang bergolak tersebut pada tahun 2027, menurut sumber keamanan yang memiliki informasi lengkap.

Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Chatchai Bangchuad telah ditugaskan, oleh Menteri Pertahanan Phumtham Wechayachai, untuk bertanggung jawab menyusun strategi baru yang akan menekankan dialog yang berfokus pada perdamaian dengan semua kelompok pemberontak, serta Barisan Revolusi Nasional (BRN), sebuah organisasi payung yang terdiri dari beberapa kelompok pemberontak.

Revisi tersebut juga akan mencakup promosi dan pengembangan lapangan kerja, restrukturisasi politik, pencabutan penuh keadaan darurat di provinsi-provinsi dan pengurangan jumlah pasukan keamanan.

Menurut sumber tersebut, terdapat sekitar 40 pemimpin pemberontak, sekitar 100 perwira komandan, sekitar 3.000 pemberontak, dan sekitar 10.000 anggota front persatuan. Selain itu, kelompok pemberontak diyakini memiliki jaringan gabungan sekitar 100.000 pendukung.

Sumber tersebut mengatakan telah ditemukan banyak personel, yang direkrut oleh Komando Operasi Keamanan Dalam Negeri (ISOC) di Yala, Pattani, dan Narathiwat, sebenarnya tidak pernah bermarkas di wilayah tersebut, tetapi berhak menerima tunjangan risiko tambahan, mengakibatkan pemborosan anggaran besar-besaran setiap tahun.

Menteri Pertahanan Phumtham telah menjadwalkan pertemuan dengan semua lembaga terkait pada tanggal 30 Januari, untuk membahas sejumlah masalah di Deep South dan kejahatan transnasional, seperti perdagangan manusia dan narkoba serta penipuan online.

Share: