Thailand akan Luncurkan SMS Bencana Melalui Ponsel pada Juli 2025

Pemerintah akan menyebarluaskan pesan-pesan bencana ini dengan cepat dan luas dalam waktu singkat.


Bangkok, Suarathailand- Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mengonfirmasikan pada hari Minggu bahwa sistem notifikasi bencana Siaran Seluler (CB) akan diterapkan di Thailand pada pertengahan Juli 2025.

Dia membuat pernyataan ini selama program TV "Peluang Thailand bersama PM Paetongtarn" di Layanan Penyiaran Nasional Thailand (NBT) 2HD.

Setelah gempa bumi yang melanda warga Thailand pada akhir Maret tahun ini, Perdana Menteri mengakui bahwa Thailand belum pernah menangani gempa bumi dengan cara yang begitu serius dan jelas. Dia menekankan perlunya mendidik dan memberi tahu masyarakat.

Dia menyatakan bahwa sistem notifikasi bencana Thailand melalui SMS perlu perbaikan yang signifikan. Alasan keterlambatan notifikasi SMS adalah karena, awalnya, hanya 1.000 nomor yang dapat dikirim sekaligus, dan butuh waktu lima hingga enam jam untuk mencapai 100.000 nomor.

“Kita harus membuat semuanya sesederhana mungkin, cukup tambahkan nama provinsi untuk menghindari kesalahan manusia, dan siapkan sistem digital sehingga saat terjadi keadaan darurat, tinggal tekan tombol untuk mengirimkan informasi dengan segera dan akurat,” katanya.

Paetongtarn mengonfirmasi bahwa sistem CB memungkinkan Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana (DDPM) mengetik peringatan bencana dan mendistribusikannya ke jutaan nomor.

Bahkan jika ponsel Anda dalam mode senyap, ponsel akan tetap membunyikan peringatan saat terjadi keadaan darurat, memberi tahu Anda ke mana harus pergi dan apa yang harus dilakukan, jelasnya, seraya menambahkan sistem CB akan menyebarluaskan pesan-pesan ini dengan cepat dan luas dalam waktu singkat.

Pemerintah telah berinvestasi dan menandatangani kontrak untuk sistem tersebut, dan diharapkan akan diluncurkan pada awal hingga pertengahan Juli, dengan upaya untuk menghindari penundaan. Ia lebih lanjut mencatat bahwa pengujian sistem saat ini sedang berlangsung.

Ia juga menyebutkan  pemerintah telah mengumpulkan lembaga terkait dan operator seluler untuk membahas peran jika terjadi keadaan darurat lainnya. 

Badan-badan ini mengakui bahwa, di masa lalu, timbul kebingungan mengenai siapa yang berwenang mengirimkan notifikasi, karena perubahan undang-undang terkini membuat tanggung jawab menjadi lebih rumit, katanya, seraya menambahkan mereka dapat menghadapi tindakan hukum jika mereka mengirimkan notifikasi secara tidak benar.

Share: