Survei dilakukan oleh The Super Poll dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mahidol.
Suarathailand- Sebuah survei opini menemukan bahwa sebagian besar warga Thailand ingin tragedi pembantaian Tak Bai 20 tahun lalu berakhir, tetapi ingin keluarga korban yang masih hidup menerima ganti rugi berkelanjutan dari negara.
Survei tersebut dilakukan oleh The Super Poll dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mahidol di antara 1.089 responden dari tanggal 24 hingga 26 Oktober.
Ketika ditanya apakah menurut mereka krisis harus diakhiri dan orang-orang harus bekerja sama untuk mencari solusi damai terkait kasus Tak Bai, 80,1% responden setuju sementara 11,4% tidak setuju dan 8,5% tidak berkomentar.
Pembantaian Tak Bai terjadi pada tanggal 25 Oktober 2004, ketika pasukan dikerahkan untuk membubarkan protes oleh warga Muslim setempat atas penangkapan rekan-rekan mereka karena dicurigai sebagai pemberontak atau pendukung mereka.
Tujuh pengunjuk rasa tewas di tempat kejadian dan 78 lainnya tewas karena sesak napas selama perjalanan dari distrik Tak Bai di Narathiwat ke kamp militer di Pattani.
Dua tuntutan hukum diajukan terhadap 14 terdakwa oleh jaksa penuntut umum dan keluarga dari 48 korban yang dibunuh, tetapi tidak satu pun dari mereka dibawa ke pengadilan yang menyebabkan kasus tersebut berakhir pada Jumat tengah malam tanpa ada yang diadili.
Ketika ditanya apakah mereka menganggap korban selamat dan keluarga korban yang dibunuh harus menerima ganti rugi dari pemerintah, 83,9% setuju, sementara 1,3% tidak setuju dan 14,8% tidak berkomentar.
Ketika ditanya apakah mereka merasa sedih atas pembantaian Tak Bai, 69,7% mengatakan ya, sementara 7,8% mengatakan tidak dan 22,5% tidak berkomentar.