Jemaah yang paling banyak meninggal adalah pria berusia di bawah 60 tahun.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia, dr Budi Sylvana MARS menyatakan 58 jemaah haji meninggal dunia per Minggu, 17 Juli 2022. Mayoritas penyebab kematian jemaah haji disebabkan penyakit jantung.
Budi menambahkan jemaah haji yang meninggal dunia didominasi jenis kelamin laki laki. Sementara, dilihat dari kelompok umur lebih banyak dialami mereka yang berusia di bawah 60 tahun.
“Yang meninggal lebih banyak pria meski jemaah lebih banyak wanita," kata Budi saat pertemuan dengan Menteri Agama di Jeddah.
Budi menyatakan terdapat tiga faktor yang memengaruhi kondisi kesehatan jemaah haji, antara lain:
Pertama, adanya ancaman suhu dan kelembaban di arab saudi. Sedangkan, ancaman kedua ialah adanya aktivitas yang berlebihan.
Kedua, adanya kerentanan kesehatan jemaah haji. Pasalnya, jemaah haji Indonesia didominasi oleh orang yang termasuk kelompok berisiko tinggi, karena faktor usia dan penyakit.
Selain itu, diakibatkan kekambuhan penyakit yang dipicu oleh kelelahan serta kondisi fisik yang menurun.
Ketiga, kapasitas tenaga kesehatan yang mana dalam hal ini ialah antisipasi dan respons petugas kesehatan terhadap permasalahan kesehatan jemaah
“Dengan berbagai cara, angka kematian bisa kita kendalikan, walaupun jemaah lansia, walaupun jemaah punya komorbid, tapi bisa kita kendalikan," ungkap dr Budi.
Penguatan promosi kesehatan
Budi menjelaskan kerentanan kesehatan jemaah haji dapat diantisipasi melalui penguatan promosi kesehatan.
Berbagai upaya promosi kesehatan dilakukan tim, mulai dari kampanye #jangantungguhaus dari awal sebelum keberangkatan jemaah haji.
Ada pula seruan terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD), terutama saat keluar pondokan dan beribadah.
Serta adanya kampanye untuk minum obat teratur bagi jemaah haji risiko tinggi, dan memiliki komorbid. (kemenkes, antara,