Songkhla Ingin Bangun Terminal Kapal Pesiar untuk Dongkrak Pariwisata

Asosiasi Pariwisata Songkhla menyerukan intervensi pemerintah untuk dorong pariwisata dengan membangun terminal kapal pesiar dan memperkenalkan penerbangan langsung dari kota-kota Tiongkok ke Hat Yai.

Presiden Asosiasi Promosi Pariwisata Songkhla Songchai Mungprasithichai mengumumkan rencana untuk mencari dukungan pemerintah untuk penerbangan langsung ke Hat Yai. Ia mengusulkan rute seperti Kunming-Hat Yai untuk menarik lebih banyak wisatawan Tiongkok ke provinsi tersebut.

Asosiasi tersebut juga mengadvokasi investasi yang lebih besar dalam transportasi laut, termasuk terminal kapal pesiar di Teluk Thailand.

Terminal ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan jalan di sepanjang perbatasan Thailand-Malaysia antara distrik Sadao dan Bukit Kayu Hitam di Malaysia, sekaligus juga mempromosikan pertumbuhan pariwisata di Songkhla dan wilayah tetangga seperti Koh Samui, Krabi, dan Phuket.

“Karena kapal pesiar ke Koh Samui di Surat Thani harus melewati Teluk Thailand di Songkhla, berinvestasi di terminal kapal pesiar akan menguntungkan bisnis pariwisata Songkhla karena sebagian besar pengunjung asing yang berlayar memiliki daya beli yang tinggi.”

Bisnis lokal menginginkan pilihan transportasi alternatif dan lebih banyak wisatawan internasional yang berkunjung ke daerah tersebut.

Inisiatif ini bertujuan melindungi sektor pariwisata di Songkhla, khususnya Hat Yai, dari potensi penurunan karena jumlah pengunjung dari Malaysia dan Singapura telah menurun selama musim hujan baru-baru ini.

Di provinsi Phatthalung, Kwanjai Klabsuksai, pemilik Pasar Suan Phai Kwanjai di distrik Khuan Khanun, mencatat bahwa sebagian besar klien asing yang mengunjungi lokasi agrowisata kebun bambu miliknya adalah warga Malaysia. Perkebunan bambu miliknya dikunjungi sedikitnya sembilan bus atau 10 van setiap hari, tidak termasuk mobil pribadi.

Warga Malaysia merupakan pengunjung asing terbesar di Phatthalung yang mencapai sedikitnya 80% dari total, diikuti oleh wisatawan Eropa dan Tiongkok.

Namun, Jarun Kaewjeesub, presiden Asosiasi Pariwisata Phatthalung, menunjukkan mobil dengan pelat nomor asing, khususnya bus wisata Malaysia, masih dilarang bepergian ke luar Songkhla karena peraturan visa. Masalah ini terus berlanjut meskipun ada petisi yang diajukan kepada pemerintah pada tahun 2014.

Kantor Sekretaris Tetap Perdana Menteri sebelumnya telah menanggapi permintaan otoritas Songkhla untuk mengizinkan bus wisata Malaysia melakukan perjalanan ke 14 provinsi selatan, tetapi tidak ada peraturan yang diberlakukan, lapor Bangkok Post.

Upaya tersebut dihentikan sementara karena Malaysia saat ini sedang menyusun nota kesepahaman (MoU) tentang masalah serupa dengan otoritas Thailand.

Share: