Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha berjanji mendorong konektivitas di antara anggota ASEAN untuk memperkuat bisnis dan investasi ketika Thailand mengambil alih kursi Asean tahun depan.
"Merupakan kehormatan besar bagi Thailand untuk mengambil alih kepemimpinan ASEAN pada 2019 setelah Singapura," katanya dalam pembukaan pidatonya pada KTT Bisnis dan Investasi ASEAN di Marina Bay Sands Singapura.
“Thailand akan terus mendorong konektivitas di antara anggota ASEAN baik di sektor publik maupun swasta untuk memperkuat bisnis dan investasi di ASEAN, menjadikan Asean tujuan yang luar biasa untuk perdagangan dan investasi bagi komunitas bisnis global,” kata PM THailand.
Konferensi dua hari yang diselenggarakan setiap tahun oleh Asean Business Advisory Council, diadakan di sela-sela KTT Asean yang dimulai pada hari Selasa (13 November) di Suntec City Singapura.
Pertemuan minggu ini menandai berakhirnya kepemimpinan Singapura di ASEAN. Kepemimpinan, ASEAN 2019 akan diserahkan kepada Thailand..
PM Thailand mengatakan sektor swasta adalah pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi sementara pemerintah fokus pada penciptaan lingkungan yang kondusif dan memfasilitasi sektor bisnis.
PM Thailand mendesak sektor publik dan sektor swasta untuk menemukan kekuatan dan kapasitas bersama. "Aagar kita dapat maju bersama dengan kekuatan, keberlanjutan secara komprehensif," kata Prayut.
PM Prayut berharap negara-negara ASEAN dapat terus bekerja sama dan mendorong ekonomi global menghadapi masa depan.
Mr Prayut mengatakan pemerintah telah meningkatkan upaya untuk meningkatkan konektivitas digital di Thailand,yang dapat membantu mendorong ekonomi masa depan dan menjadi "mesin baru pertumbuhan".
Penetrasi digital telah dipercepat dan layanan pemerintah online meningkat untuk memfasilitasi sektor swasta dan membantu bisnis berjalan dengan lancar dan efisien.
"Saya sendiri juga menggunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan situs web lain sebagai saluran untuk mengkomunikasikan kebijakan untuk menerima komentar dan untuk menjangkau orang-orang," katanya.
Laporan Global Global 2018, yang diterbitkan pada bulan Januari, mengatakan bahwa warga Thailand terdaftar paling banyak menggunakan di Internet pada tahun lalu yakni 9 jam dan 38 menit per hari, diikuti Filipina 9 jam dan 29 menit, Brasil 9 jam dan 14 menit, Indonesia 8 jam dan 51 menit) dan Afrika Selatan 8 jam dan 32 menit.
Dalam empat tahun terakhir, pemerintah telah berinvestasi dalam konektivitas digital di desa-desa dengan membangun jaringan serat-optik dan Internet berkecepatan tinggi untuk menciptakan peluang bagi masyarakat dan bisnis lokal untuk menjual produk-produk buatan mereka ke pasar dunia.
Pemerintah Thailand juga mengalokasikan anggaran sekitar USD 93 miliar untuk meningkatkan konektivitas di berbagai bidang seperti transportasi dan pengembangan logistik dalam lima tahun ke depan.
Sepertiga dari anggaran ini akan diinvestasikan dalam pembangunan infrastruktur di dalam Koridor Ekonomi Timur di provinsi bagian timur untuk menghubungkan dan mengakomodasi ekspansi ekonomi di Asean.
Di antara mega proyek adalah jaringan kereta berkecepatan tinggi dan pelabuhan laut dalam dan perluasan bandara.
Perkembangan ini adalah contoh bagaimana Thailand berencana untuk memajukan konektivitas di berbagai bidang, tetapi tata kelola yang baik tetap menjadi kunci.
PM Prayut mengatakan, "Kami juga harus meningkatkan tata kelola yang baik melalui inklusif dengan sektor swasta dan semua pemangku kepentingan yang memungkinkan ASEAN untuk lebih responsif terhadap perubahan global baru."