Semua operator bus dan kereta listrik membebaskan biaya, pemerintah mengharapkan kompensasi menelan biaya B140 juta (Rp67 miliar)
Bangkok, Suarathailand- Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra telah memerintahkan transportasi umum gratis di Bangkok selama satu minggu, mulai Sabtu, sebagai tanggapan atas memburuknya polusi udara karena tingkat debu telah melonjak di semua distrik ibu kota.
Menteri Transportasi Suriya Jungrungreangkit yang juga wakil perdana menteri, mengatakan perdana menteri menginginkan kementerian dan lembaga terkait untuk mengatasi tingginya tingkat partikulat 2,5 mikrometer dan lebih kecil (PM2.5) di Bangkok.
Dari 25 hingga 31 Januari, masyarakat akan diberikan layanan gratis di bus dan kereta listrik, kata Bapak Suriya. Ia telah berkoordinasi dengan operator Bangkok Transit System Plc (BTS) dan Bangkok Expressway and Metro Public Company (BEM) untuk menyediakan tumpangan gratis bagi penumpang kereta listrik. Otoritas Angkutan Massal Bangkok (BMTA) juga telah setuju untuk menawarkan layanan bus gratis selama seminggu penuh.
Pemerintah akan menyusun langkah-langkah untuk memberi kompensasi kepada operator yang menyediakan transportasi gratis selama periode ini.
Suriya mengatakan dana pusat sekitar 140 juta baht akan dialokasikan untuk tujuan tersebut, sambil menunggu persetujuan kabinet. Ia menyatakan keyakinannya bahwa semua menteri akan mendukung rencana tersebut.
Kementerian juga telah mendirikan delapan pos pemeriksaan di ibu kota untuk memantau emisi kendaraan. Pos-pos tersebut berada di depan Future Park Rangsit, Pelabuhan Klong Toey, Taman Chatuchak, KM 1 di Jalan Bang Na, Kantor Min Buri Waterworks di Jalan Suwinthawong, Kantor Jalan Raya Bang Khunthian di Jalan Rama II, dan di sepanjang jalan Rangsit-Nakhon Nayok dan Boromratchonnanee, baik di jalur masuk maupun keluar.
“Saya yakin orang-orang akan menggunakan layanan transportasi gratis lebih dari 20% hingga 30%,” kata Suriya, seperti dilaporkan Bangkok Post.
“Jika tingkat debu tidak membaik pada akhir periode tujuh hari ini, kami akan menilai ulang dan mempertimbangkan apakah akan memperpanjang inisiatif tersebut.”
Bangkok pada hari Jumat menduduki peringkat kota terburuk keempat di dunia dalam hal kualitas udara, menurut data terbaru dari IQAir yang berbasis di Swiss. (Foto: Bangkok tgl 9 Januari)