Penembak Trump Ternyata Korban Perundungan di Sekolah Amerika

Jason Kohler, yang mengaku bersekolah bersama Crooks, mengatakan pelaku penembakkan tersebut kerap diintimidasi oleh teman-temannya.
Thomas Matthew Crooks, pria yang diidentifikasi tersangka penembakan terhadap Donald Trump ternyata sering jadi korban perundungan atau bullying di sekolahnya di Amerika Serikat.

Amerika, Suarathailand- Jason Kohler, yang mengaku bersekolah bersama Crooks, mengatakan pelaku penembakkan tersebut kerap diintimidasi oleh teman-temannya.

Dikatakan bahwa Crooks telah diolok-olok karena cara dia berpakaian, di mana dia kerap menggunakan setelan berburu.

"Dia pendiam dan dia sering menjadi korban bullying," ungkapnya, seperti dikutip dari New York Times pada Senin (15/7).

Namun teman sekolah Crooks menyebutnya sebagai siswa yang pendiam dan terlihat kesepian.

Meski begitu, dia tidak ingat apakah Crooks pernah membahas politik AS atau Trump saat berbicara dengannya.

Dan Grzybek, perwakilan dewan daerah di daerah tempat Crooks dibesarkan, mengatakan bahwa lingkungan tersebut warganya mayoritas kelas menengah ke atas.

Sebelum melancarkan aksinya, Crooks telah bekerja di panti jompo, dan mereka terkejut mendengar keterlibatannya dalam penembakan tersebut.

Setelah kejadian penembakkan, penyelidik menemukan perangkat mencurigakan di mobil Crooks, yang diperiksa oleh teknisi bom dan sedang dianalisis.

Barang itu diduga merupakan alat peledak dan telah dikumpulkan sebagai barang bukti.

Pihak berwenang sekarang sedang dalam proses menyelidiki isi telepon Crooks.

Kevin Rojek, agen khusus yang bertanggung jawab di kantor lapangan FBI di Pittsburgh, mengatakan bahwa senjata yang digunakan dalam penembakan itu adalah senapan semi-otomatis model AR yang dibeli secara legal.

Penyelidik yakin senjata itu dibeli oleh ayah Crooks.

Rojek menambahkan, sejauh ini belum ada indikasi adanya masalah kesehatan mental.

Menurut juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder, Crooks juga tidak memiliki hubungan dengan militer.

FBI mengatakan kepada wartawan bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut sebagai upaya pembunuhan dan juga potensi aksi terorisme dalam negeri.

Share: