Jumlah pekerja seks secara global diprediksi meningkat menjadi sekitar 52 juta orang.
> Prostitusi ilegal di Thailand, namun negara ini diprediksi raih pendapatan sekitar $6,4 miliar.
Thailand memiliki sekitar 250.000 orang yang bekerja di industri seks, dan menduduki peringkat ke-8 secara global, menurut statistik yang diterbitkan oleh Persatuan Pekerja Seks Internasional (IUSW). Tiongkok berada di peringkat pertama dengan sekitar 5 juta pekerja seks.
Pemeringkatan yang diterbitkan pada bulan Oktober 2023, memperkirakan jumlah pekerja seks di 20 negara teratas, dengan memperhitungkan prostitusi, telepon seks, model webcam, klub tari telanjang, OnlyFans, dan banyak lagi.
Di posisi kedua adalah India dengan sekitar 3 juta pekerja seks, diikuti oleh Amerika Serikat (1 juta), Filipina (800.000), Meksiko (500.000) dan Jerman (400.000). Brasil dan Thailand sama-sama memiliki 250.000.
IUSW mengatakan pemeringkatan tersebut hanya berdasarkan perkiraan karena belum ada survei resmi mengenai jumlah pasti pekerja seks. Namun berdasarkan survei Havocscope pada tahun 2015 mengenai bisnis ilegal di seluruh dunia, terdapat sekitar 13,8 juta pekerja seks di seluruh dunia.
IUSW memperkirakan jumlah pekerja seks secara global meningkat menjadi sekitar 52 juta orang, sekitar 41,6 juta di antaranya adalah perempuan dan 10,4 juta adalah laki-laki.
IUSW menambahkan bahwa karena prostitusi ilegal di Thailand, pendapatan sekitar $6,4 miliar yang dihasilkan oleh pekerja seks di negara tersebut setiap tahunnya tidak termasuk dalam produk domestik bruto negara tersebut.
Hal ini juga membuat pekerja seks di Thailand rentan terhadap prostitusi paksa, kekerasan, dan kurangnya kebebasan dan tunjangan terkait pekerjaan, seperti tunjangan kesehatan dan perlindungan berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan.