Ngeri, Walhi Sebut 516 Ribu Hektare Hutan di Sintang Hilang 10 Tahun Terakhir, Picu Banjir Sebulan

Wilayah Sitnang dilanda banjir selama sebulan. Banjir kali ini disebut sebut sebagai banjir terbesar di Sintang selama 40 tahun terakhir.

Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Barat, Nicodemus Ale mengatakan, tutupan lahan hutan di Sintang mengalami pengurangan sampai 516 ribu hektare selama 10 tahun terakhir.

Nico mengungkapkan hal itu menjadi salah satu penyebab parahnya banjir di Kabupaten Sintang tak lepas dari pengaruh berkurangnya lahan hutan.

"Kondisi Sintang sendiri dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2020 mengalami 516 ribu Ha tutupan pohon hilang," kata Nico, Kamis (19/11).

Nico menambahkan hilangnya lahan hutan tersebut paling banyak diakibatkan oleh konsesi perusahaan-perusahaan, seperti sawit dan tambang. 

Nico menilai, pemerintah harus segera melakukan perbaikan pemberian izin usaha dan tata ruang. Menurutnya, pemerintah harus mencabut izin usaha perusahaan yang berada di lahan hutan.

Diketahui, banjir yang melanda Sintang terjadi selama satu bulan. Banjir kali ini disebut sebut sebagai banjir terbesar di Sintang selama 40 tahun terakhir.

Akibat banjir ini, beberapa orang dinyatakan meninggal dunia, puluhan ribu orang terpaksa mengungsi, listrik mati dan kesulitan mendapatkan air minum yang bersih

Nico dalam kesempatan itu mengundang Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Sintang untuk meninjau langsung banjir. (antara, cnnindo)

Share: