NASA Konfirmasi Polusi Kabut Asap Pekat Bangkok dari Pembakaran

Pembakaran biomassa merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap polusi debu PM 2.5 di Thailand utara.


Bangkok, Suarathailand- Baru-baru ini, Pertemuan Tim Sains ASIA-AQ diadakan, dengan para ilmuwan dari universitas dan lembaga penelitian di Thailand, termasuk GISTDA, yang berpartisipasi. Mereka bertemu dengan tim ilmuwan dari NASA, yang dipimpin oleh James H. Crawford, serta ilmuwan dari negara-negara lain yang terlibat dalam proyek ASIA-AQ, untuk membahas analisis data awal di Malaysia.

Analisis awal yang dipresentasikan pada pertemuan Tim Sains ASIA-AQ mengungkapkan bahwa pembakaran biomassa merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap polusi debu PM 2.5 di Thailand utara.

Kesimpulan ini didukung oleh beberapa bukti, termasuk pengukuran aerosol organik primer dan sekunder yang diambil dari instrumen udara NASA, serta senyawa atmosfer yang terkait dengan pembakaran. Selain itu, data pemantauan berbasis darat yang dikumpulkan oleh para peneliti dari Republik Korea di Chiang Mai selama Kampanye ASIA-AQ juga dipertimbangkan.

Meskipun polusi udara di Bangkok disebabkan oleh aktivitas manusia yang dikombinasikan dengan pembakaran biomassa, perbedaan antara sumber-sumber ini menyoroti perlunya memahami variasi regional dalam polusi udara. Pemahaman ini penting untuk merumuskan strategi guna mencegah dan mengurangi dampak polusi udara.

Sumber polusi udara harus dibedakan secara cermat antara aerosol primer yang dipancarkan langsung dari sumber dan aerosol sekunder, yang terbentuk melalui reaksi kimia di atmosfer. Temuan awal selama Kampanye ASIA-AQ menunjukkan bahwa sebagian besar partikel debu PM2.5 adalah aerosol sekunder, yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan asap sisa dari pembakaran biomassa. Hal ini menekankan kebutuhan mendesak untuk memahami dan mengatasi dampak penuh dari proses pembakaran.

Pakorn Apaphan, Direktur GISTDA, menyatakan bahwa selama setahun terakhir, GISTDA telah bekerja sama erat dengan tim ilmuwan Thailand dari berbagai lembaga dan bekerja sama dengan NASA untuk mendapatkan data mendalam tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap polusi udara di Thailand. Hasil penelitian tersebut akan dimasukkan dalam laporan gabungan GISTDA-NASA, yang dijadwalkan untuk dirilis ke publik pada akhir Februari 2025.

"Sementara itu, verifikasi ilmiah yang sedang berlangsung akan terus dilakukan untuk memastikan masyarakat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang dinamika polusi udara di Thailand, berdasarkan bukti ilmiah dan hasil penelitian yang dapat diandalkan," kata Pakorn.

Share: