Suu Kyi sedang menjalani hukuman 27 tahun penjara yang dijatuhkan oleh pengadilan junta Myanmar.
Junta Myanmar menolak permintaan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen untuk melakukan pembicaraan dengan pemimpin demokrasi Aung San Suu Kyi yang ditahan sejak kudeta tahun 2021.
Suu Kyi tidak terlihat sejak militer menahan dan merebut kekuasaan Syu Ki dalam sebuah kudeta yang telah menjerumuskan Myanmar ke dalam kekacauan.
Junta telah menolak banyak permintaan para pemimpin dan diplomat asing untuk bertemu dengan peraih Nobel berusia 78 tahun itu. Syuu Ki bahkan dilaporkan menderita masalah kesehatan selama lebih dari tiga tahun ditahan.
Hun Sen yang memerintah Kamboja selama hampir empat dekade sebelum mengundurkan diri tahun lalu, mengatakan, ia telah meminta pertemuan dengan Suu Kyi pada ketua junta Min Aung Hlaing.
Namun junta “tidak punya alasan untuk memfasilitasinya saat ini,” kata juru bicara junta Zaw Min Tun dalam pesan audio yang dirilis oleh tim informasi militer.
Militer akan menyelenggarakan pemilu baru yang dijanjikan dan tertunda “tanpa gagal,” katanya, tanpa memberikan rincian.
“Kami akan menghindari hal-hal yang dapat menunda atau mengganggu proses di masa depan.”
Sejak penahanannya, satu-satunya pertemuan Suu Kyi dengan utusan asing terjadi pada Juli tahun lalu, ketika Menteri Luar Negeri Thailand saat itu, Don Pramudwinai, mengatakan dia telah bertemu dengannya selama lebih dari satu jam.
Suu Kyi menjalani hukuman 27 tahun penjara yang dijatuhkan oleh pengadilan junta setelah persidangan tersebut dikutuk oleh kelompok hak asasi manusia karena dianggap palsu untuk menghalanginya berpolitik.
Bulan lalu junta mengatakan Syuu Ki “diberi perawatan yang diperlukan” karena suhu di ibu kota yang dibangun militer, Naypyidaw, tempat Suu Ki diyakini ditahan, mencapai sekitar 40 derajat celsius (104 Fahrenheit).
Zaw Min Tun juga menanggapi laporan media Thailand bahwa mantan pemimpin Thailand Thaksin Shinawatra baru-baru ini mengadakan pembicaraan dengan beberapa kelompok etnis bersenjata Myanmar yang beroperasi di sepanjang perbatasan mereka.
Beberapa dari kelompok tersebut telah memberikan perlindungan dan pelatihan militer kepada mereka yang melawan kudeta junta dan sering bentrok dengan militer.
“Kami berasumsi bahwa mendorong kelompok teroris yang menghancurkan kepentingan Myanmar adalah tidak tepat,” kata Zaw Min Tun.
Militer melancarkan kudeta dengan mengutip klaim yang tidak berdasar mengenai kecurangan pemilu besar-besaran pada pemilu tahun 2020 yang dimenangkan secara gemilang oleh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Suu Kyi.
Pemerintah telah memundurkan jadwal untuk mengadakan pemilu baru beberapa kali.
Pada bulan Maret, ketua junta Min Aung Hlaing mengatakan pihaknya mungkin tidak dapat menyelenggarakan pemilu secara nasional karena pihaknya berjuang untuk menghancurkan oposisi terhadap pemerintahannya. (thaipbsworld)