Menhan RI dan 34 Atase Pertahanan Bahas Kawasan dan Terorisme

Pemerintah indonesia menyadari keamanan nasional menjadi bagian dari  kepentingan strategis negara-negara lain. Oleh karena itu, direktif  pengembangan arsitektur pertahanan Indonesia pun telah diarahkan untuk  merealisasikan stabilitas keamanan nasional yang kondusif bagi  stabilitas regional dan global.

 Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di sela  acara Coffee Morning dengan 34 Atase Pertahanan Negara Sahabat, di  Gedung Jenderal Urip Sumoharjo, Kompleks Kementerian Pertahanan,  Jakarta, Selasa (22/1).

 "Direktif itu melalui pendekatan strategi pertahanan smart power,  merupakan kombinasi sinergis antara pembangunan kekuatan hard power dan  kekuatan soft power yang berlandaskan kekuatan hati nurani," ujarnya.

 Kemhan pun terus berkomitmen meningkatkan kemampuan industri  strategis nasional guna menuju kemandirian industri pertahanan.  Diharapkan nantinya, Indonesia mampu memenuhi kebutuhan alat utama  sistem persenjataan (alutsista) serta mampu menjual alutsista karya anak  bangsa kepada negara-negara sahabat.

Pemerintah bakal membuktikan pelbagai produk alutsista buatan dalam  negeri yang digunakan TNI memiliki kualitas serta kemampuan andal dan  prima, khususnya dalam menguatkan sistem pertahanan di Tanah Air.

"Saya berharap para atase pertahanan yang bertugas di Indonesia dapat  melihat dengan mata kepala sendiri kualitas produk alutsista Indonesia.  Ke depan, Indonesia berencana untuk menjual produk alutsista kepada  negara-negara sahabat," ungkapnya

Ia menambahkan, saat ini di kawasan ASEAN terdapat 3 area kerja sama  maritim yang disoroti dunia, yaitu patroli koordinasi Selat Malaka,  maritim negara-negara di kawasan Teluk Thailand, dan trilateral di Laut  Sulu. Bahkan, ada wacana perluasan kerja sama trilateral yang melibatkan  Singapura, Thailand, Vietnam dan negara ASEAN untuk menciptakan  konektivitas kerja sama subregional.

Menhan Ryamizard juga telah mengeluarkan konsep kerja sama pertukaran  informasi strategis kawasan bersandi Our Eyes yang melibatkan unsur  militer dan jaringan intelijen bersama. Kebijakan itu bertujuan  mengantisipasi tren perkembangan keamanan kawasan dalam kaitan ancaman  terorisme dan radikalisme.

"Di dalam menghadapi potensi ancaman-ancaman tersebut, Indonesia  telah membangun konsep pemantapan, mindset seluruh rakyat Indonesia  melalui penanaman wawasan kebangsaan. Itu dilakukan agar tidak mudah  dipengaruhi dan terprovokasi oleh upaya pencucian otak dari kelompok  tertentu," pungkasnya. (mediaindonesia)

Share: