Jihad adalah kerja keras untuk melakukan apa yang benar. Dalam Al-Quran, kata tersebut digunakan dalam 33 cara yang berbeda, sering kali dengan konsep Al-Quran seperti iman, pertobatan, perbuatan baik, dan emigrasi.
Suarathailand- Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: "Dan berperanglah karena Allah, yaitu perang yang sebenarnya karena-Nya. Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan bagimu kesulitan untuk mengikuti agama bapakmu, Ibrahim. Dia menamakan kamu orang-orang Muslim dalam kitab-kitab terdahulu dan dalam Al-Qur'an, agar Rasul menjadi saksi atas kamu dan agar kamu menjadi saksi atas manusia. Karena itu dirikanlah shalat, bayarkan zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allah. Dia adalah pelindungmu. Dia adalah pelindung yang paling baik dan penolong yang paling baik." (Al-Hajj 22: 78)
Jihad adalah aspek Islam yang paling disalahpahami dan paling banyak dituduh. Beberapa Muslim telah mengeksploitasi dan menyalahgunakan konsep ini, menggunakannya untuk tujuan politik mereka sendiri. Banyak non-Muslim yang tidak memahami hal ini telah salah menafsirkannya untuk merusak kehormatan Islam dan umat Islam.
Apakah Jihad itu?
Kata Jihad tidak berarti “perang suci” melainkan “perjuangan” atau “berjuang dengan sekuat tenaga.” Kata perang digunakan dalam Al-Quran sebagai Harb atau Kital. Jihad berarti perjuangan yang sungguh-sungguh dan tulus pada tingkat pribadi maupun sosial. Jihad adalah upaya untuk berbuat baik dan menghilangkan ketidakadilan, penindasan, dan kejahatan dari masyarakat. Perjuangan ini harus diperjuangkan pada tingkat spiritual serta tingkat sosial, ekonomi, dan politik.
Jihad adalah kerja keras untuk melakukan apa yang benar. Dalam Al-Quran, kata tersebut digunakan dalam 33 cara yang berbeda, sering kali dengan konsep Al-Quran seperti iman, pertobatan, perbuatan baik, dan emigrasi.
Jihad adalah pembelaan terhadap iman dan hak asasi manusia seseorang. Jihad tidak selalu berupa perang, meskipun dapat dilakukan dalam bentuk perang. Islam adalah agama damai, tetapi itu tidak berarti bahwa Islam menerima penindasan. Islam mengajarkan kita untuk melakukan apa pun yang kita bisa untuk menghilangkan ketegangan dan konflik. Islam mempromosikan metode tanpa kekerasan untuk membawa perubahan dan reformasi.
Islam mengajak setiap orang untuk sebisa mungkin melenyapkan kejahatan dengan cara damai, tanpa menggunakan kekerasan. Sepanjang sejarah Islam, sejak masa Rasulullah saw hidup hingga saat ini, mayoritas umat Islam telah melawan penindasan dan memperjuangkan kebebasan dengan cara yang damai dan harmonis.
Islam juga mengajarkan etika yang baik dalam keadaan perang. Perang hanya diperbolehkan dalam Islam jika cara damai lainnya, seperti dialog, negosiasi, dan perjanjian, tidak efektif. Perang adalah jalan terakhir dan sebisa mungkin harus dihindari. Tujuan jihad bukanlah untuk memaksa orang lain masuk Islam, atau mendirikan koloni, atau merampas tanah atau harta benda, atau untuk mengharumkan nama bangsa.
Tujuan jihad sangat mendasar: melindungi nyawa, harta benda, tanah, kehormatan, dan kebebasan seseorang, serta melindungi orang lain dari ketidakadilan dan penindasan.
Aturan dasar perang dalam Islam adalah menciptakan kekuatan agar musuh takut, tidak berani menyerang, dan tidak memulai perkelahian.
Berusahalah untuk mencapai perdamaian semampunya, lawanlah mereka yang berperang saja, jangan menggeneralisasi, jangan sampai ada personel nonmiliter yang terluka, jangan gunakan senjata pemusnah massal, dan segera hentikan perang ketika pihak lain condong ke arah perdamaian.
Patuhi perjanjian dan kesepakatan selama musuh menepati janjinya. Allah berfirman dengan jelas: “Dan berperanglah di jalan Allah terhadap orang-orang yang memerangi kamu, dan janganlah kamu menyerang. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang menyerang.” (QS. Al-Baqarah 2: 190).
“Bulan-bulan yang diharamkan adalah untuk bulan-bulan yang diharamkan, dan apa yang wajib disembah juga untuk bulan-bulan yang diharamkan. Maka barangsiapa yang berbuat jahat terhadapmu, maka berbuat jahatlah terhadapnya sebagaimana ia telah berbuat jahat terhadapmu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Baqarah 2:194)
-Jihad bukanlah terorisme-
Perlu ditegaskan bahwa terorisme yang dilakukan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, baik melalui agresi maupun dengan pengorbanan, tidak diperbolehkan dalam Islam. Islam mendorong para penindas untuk memperjuangkan kebebasan mereka, dan memerintahkan umat Islam untuk membantu mereka yang tertindas dan menderita. Akan tetapi, Islam tidak mengizinkannya dalam keadaan apa pun untuk dilakukan terhadap warga sipil yang tidak bersalah.
Terorisme bukanlah jihad, tetapi fasad (kerusakan), yang bertentangan dengan ajaran Islam. Sebagian orang menggunakan argumen yang menyimpang untuk membenarkan terorisme terhadap akar mereka, tetapi itu bukanlah alasan. Allah berfirman, “Apabila mereka diperintahkan, ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,’ mereka menjawab, ‘Kami hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan.’ Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka itu orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadarinya.” (QS. Al-Baqarah 2: 11-12)
Islam bertujuan menegakkan ketertiban sosial di dunia, sehingga umat Islam dan non-Muslim dapat hidup dalam keadilan, kedamaian, keharmonisan, dan niat baik. Islam memberikan para pengikutnya pedoman untuk menemukan kedamaian dalam kehidupan pribadi dan sosial mereka, tetapi juga memberi tahu mereka cara menyebarkan niat baik atas dasar hubungan antarmanusia. Umat Islam telah bekerja berdasarkan prinsip-prinsip ini selama berabad-abad, dan orang-orang dari berbagai agama hidup di antara mereka. Masyarakat Islam dikenal karena toleransi, kemurahan hati, dan kemanusiaannya.
Dalam masyarakat modern, kita hidup dalam masyarakat global, di mana non-Muslim hidup dengan Muslim di negara-negara Muslim, dan Muslim hidup dengan non-Muslim di negara-negara non-Muslim, yang sebagian besar terdiri dari non-Muslim. Tugas kita adalah mewujudkan saling pengertian yang benar di antara kita, mengupayakan perdamaian dan keadilan bagi semua, dan bekerja sama dengan orang lain dalam hal kebaikan dan kebajikan untuk menghentikan terorisme, agresi, dan kekerasan terhadap orang-orang yang tidak bersalah. Inilah jihad kita hari ini.