Media Asing Soroti Soal UI Tangguhkan Gelar Doktor Menteri ESDM Bahlil

Universitas Indonesia (UI) meminta maaf kepada publik dan menyatakan akan menghentikan sementara penerimaan mahasiswa baru program doktoral di Sekolah Kajian Strategis dan Global (SKSG).


Jakarta, Suarathailand- Media Asing, di antaranya Channel News Asia ikut memberitakan tentang Universitas Indonesia yang menangguhkan gelar doktor seorang menteri. 

Penundaan pemberian gelar doktor kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia dilakukan setelah “rapat koordinasi”. “Ul mengakui bahwa masalah ini, antara lain, bersumber dari kekurangan UI sendiri, dan sedang mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya baik dari sudut pandang akademis maupun etika,” kata Ketua Dewan Pembina UI Dr Yahya Cholil Staquf dalam siaran pers pada Selasa (12/11), setelah melakukan evaluasi mendalam terhadap program studi yang diikuti Bahlil sebagai bagian dari upaya menjaga kualitas dan integritas akademisnya.

Bahlil dilaporkan telah memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lulus dari program studi penelitiannya di Sekolah Kajian Strategis dan Global UI bulan lalu.

Kontroversi kemudian muncul setelah dilaporkan bahwa menteri tersebut telah menyelesaikan program studi tersebut dalam waktu satu tahun delapan bulan, bukan tiga atau empat tahun seperti yang biasa ditempuh sebagian besar kandidat di universitas bergengsi di Indonesia tersebut.

Universitas tersebut pernah menduduki peringkat pertama di Indonesia menurut QS World University Rankings 2024.

Media lokal melaporkan spekulasi tersebar luas bahwa Bapak Bahlil diduga menggunakan jasa "joki" untuk makalah akademisnya, merujuk pada tindakan membayar seseorang untuk menyelesaikan tugas akademis atas nama orang lain.

Berbicara kepada media pada hari Kamis, Bahlil  yang juga merupakan ketua partai Golkar  mengatakan ia menganggap penundaan gelar doktornya sebagai kelalaian administratif, karena ia masih menunggu upacara wisuda resminya diadakan dan disertasinya direvisi.

"Yang saya pahami adalah bahwa (gelar doktor saya) tidak benar-benar ditunda; melainkan, wisuda saya dijadwalkan pada bulan Desember dan saya baru akan dianggap lulus program setelah itu," kata menteri tersebut seperti dikutip dari berita lokal Kompas.

"Meskipun saya telah menyelesaikan disertasi saya, itu masih perlu direvisi dan (gelar doktor saya) hanya akan dianggap selesai setelah revisi tersebut dilakukan." Ia menambahkan, hingga kini belum memeriksa secara detail surat yang dikirimkan kepadanya dari pihak universitas.

"Tanya saja ke UI untuk keterangan lebih lanjut," ujarnya kepada media.

Sementara itu, warganet Indonesia menyambut baik langkah UI tersebut. Mereka menilai, langkah tersebut kemungkinan sebagai respons atas tekanan publik yang semakin meningkat.

"Langkah besar yang bertujuan memulihkan integritas akademis, tetapi juga mengingatkan akan keretakan sistem," kata platform media lokal non-arus utama @nuicemedia di X. Postingan tersebut telah di-repost lebih dari 3.400 kali dan disukai 7.000 kali.

"Bagus, Universitas Indonesia, yang telah menjaga reputasi sebagai institusi bergengsi," tulis pengguna X @narkosun.

Sekelompok alumni UI telah memulai petisi pada 17 Oktober di change.org - platform petisi terbesar di dunia - menuntut pembentukan tim independen untuk memulai investigasi menyeluruh terhadap dugaan komersialisasi gelar Bapak Bahlil.

Petisi tersebut menuntut universitas untuk mencabut gelar Bahlil jika investigasi menemukan gelar tersebut memang diberikan melalui pelanggaran peraturan yang berlaku.

Share: