Malaysia Tunjuk Mediator Baru Perdamaian Thailand Selatan

Malaysia mengumumkan penunjukan Mohd Rabin Basir sebagai fasilitator perundingan perdamaian di Thailand Selatan. 

Pemerintah Malaysia telah menunjuk mediator baru untuk proses perdamaian di Thailand selatan. Hal ini terjadi di tengah seruan mendesak untuk mengkaji ulang peta jalan perdamaian menyusul meningkatnya kekerasan yang telah menghancurkan kepercayaan masyarakat.

Sebuah bom mobil dahsyat meledak di luar sebuah flat polisi di Yala pada tanggal 30 Juni, merenggut nyawa seorang guru sekolah dan melukai lebih dari 20 orang lainnya. Insiden ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan fokus baru untuk mengakhiri pertumpahan darah.

Seorang pejabat senior keamanan Thailand yang terlibat erat dalam perundingan perdamaian antara pemerintah Thailand dan Barisan Revolusi Nasional (BRN), kelompok pemberontak utama, menyatakan prioritas utama adalah mengakhiri atau mengurangi kekerasan.

Jumat 5 Juli 2024, Malaysia mengumumkan penunjukan Mohd Rabin Basir, mantan Direktur Jenderal Dewan Keamanan Nasional, sebagai fasilitator perundingan perdamaian yang baru. Ia menggantikan mantan panglima militer Zulkifli Zainal Abidin, yang hanya menjabat selama 18 bulan.

Orang dalam mengungkapkan bahwa Abidin tidak senang dengan jalur perdamaian paralel yang difasilitasi oleh Pusat Dialog Kemanusiaan, sebuah organisasi nirlaba berbasis di Jenewa yang terlibat dalam upaya penyelesaian konflik. 

Meskipun ia merasa tidak puas, baik BRN maupun delegasi perdamaian Thailand mengakui kontribusi lembaga tersebut dalam memajukan dialog. Pendekatan informal ini berperan penting dalam membentuk Rencana Komprehensif Bersama menuju Perdamaian yang merupakan landasan perundingan yang sedang berlangsung.

“Abidin ingin perundingan damai yang difasilitasinya menjadi satu-satunya forum proses perdamaian. Sikapnya membuat frustrasi BRN dan Pusat, sehingga mendorong mereka untuk mengangkat masalah ini kepada Perdana Menteri Anwar.”

Seorang pejabat senior Thailand mengkritik Abidin karena sikapnya yang tidak fleksibel dan lambannya tindak lanjut terhadap isu-isu penting, meskipun ia memuji dedikasinya dalam mencapai kesepakatan damai. Dalam wawancaranya baru-baru ini, Abidin mengungkapkan optimismenya.

"Ada cahaya di ujung terowongan."

Pernyataan pemerintahan Anwar menyatakan keyakinannya atas kemampuan Basir untuk memberikan “dampak positif dan signifikan” pada proses perdamaian.

“Basir juga diharapkan memainkan peran yang lebih efektif dan konstruktif dalam mempercepat upaya menuju lingkungan yang damai di Thailand selatan.” (thaiger)

Share: