Laos Pertimbangkan Usulan Thailand Gelar Pertemuan ASEAN Bahas Myanmar

Troika ASEAN mengacu pada badan komunitas yang terdiri dari menteri luar negeri dari negara-negara ketua ASEAN sebelumnya, saat ini, dan berikutnya, yaitu masing-masing Indonesia, Laos, dan Malaysia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Nikorndej Balankura, membenarkan Laos telah menerima dan sedang mempertimbangkan usulan Thailand untuk mengadakan pertemuan ASEAN Troika dan Troika plus, yang bertujuan untuk meringankan krisis yang sedang berlangsung di Myanmar.

Usulan tersebut merupakan upaya Thailand untuk bekerja sama dengan junta militer Myanmar untuk menyelesaikan situasi tersebut sekaligus mengadvokasi bantuan kemanusiaan dan perdamaian.

Thailand mengajukan proposal ini dan menyarankan mekanisme ini sebagai sarana untuk berinteraksi dengan pimpinan militer di Myanmar. Usulan ini telah disampaikan kepada Laos yang saat ini menjabat sebagai ketua ASEAN tahun ini.

Troika ASEAN mengacu pada badan komunitas yang terdiri dari menteri luar negeri dari negara-negara ketua ASEAN sebelumnya, saat ini, dan berikutnya, yaitu masing-masing Indonesia, Laos, dan Malaysia.

Tanda plus dalam proposal tersebut menandakan masuknya anggota ASEAN lainnya yang berkepentingan untuk memfasilitasi perdamaian atau khawatir dengan krisis yang sedang berlangsung.

Namun Nikorndej menyatakan anggota ASEAN lainnya belum menjajaki Asean Troika plus. Jadwal pertemuan Troika ASEAN belum ditentukan karena diskusi antar pemangku kepentingan belum dilakukan. Laos, dalam kapasitasnya sebagai ketua ASEAN, perlu memulai diskusi dengan anggota ASEAN yang terlibat.

Nikorndej mengungkapkan keinginan Thailand agar ASEAN mengambil peran yang lebih proaktif dalam mengatasi situasi di Myanmar dan menyoroti Troika ASEAN sebagai platform yang tepat untuk melakukan hal ini.

“Kami siap untuk berbicara jika mereka meminta kami melakukannya.”

Ia juga mencatat bahwa situasi telah menunjukkan tanda-tanda perdamaian selama dua hari terakhir. Thailand, sebagai negara tetangga Myanmar, siap berkonsultasi dengan Myanmar dan organisasi internasional lainnya untuk berkolaborasi lebih jauh dan meringankan krisis ini.

Reuters melaporkan pada tanggal 11 April, pejuang perlawanan dan pemberontak etnis minoritas di Myanmar telah merebut kota perdagangan penting Myawaddy, yang berbatasan dengan Thailand. Langkah ini terbukti menjadi tantangan besar bagi militer yang mempunyai persenjataan lengkap, yang sedang berjuang mempertahankan pemerintahan dan menjunjung kredibilitasnya di medan perang, lapor Bangkok Post.

Share: