Israel Keterlaluan, Serang Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara, 2 Tewas

Akibat serangan tersebut dua pasien meninggal di unit perawatan intensif Rumah Sakit Indonesia tersebut.

Gaza Utara, Suarathailand- Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan serangan Israel menghantam lantai atas Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya Gaza Utara, dan pasukan melepaskan tembakan ke gedung dan halaman yang menyebabkan kepanikan.

Akibat serangan tersebut dua pasien meninggal di unit perawatan intensif Rumah Sakit Indonesia tersebut.

Menteri Kesehatan Majed Abu Ramadan menyatakan dalam siaran pers, “Kami kehilangan dua pasien hari ini akibat pengepungan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan [Israel] di Rumah Sakit Indonesia dan terputusnya pasokan listrik dan pasokan medis yang diperlukan.” Wafa melaporkan.

Ia menjelaskan bahwa pasien, korban luka, dan staf layanan kesehatan di Gaza menghadapi kondisi yang sangat kritis, dengan risiko kematian yang mengancam setiap saat.

Abu Ramadan menegaskan kembali seruan mendesak kepada organisasi kesehatan dan hak asasi manusia internasional, serta masyarakat global, untuk mengambil tindakan lebih lanjut guna melindungi pasien, korban luka, dan lembaga kesehatan, yang telah berjuang untuk memenuhi tugas kemanusiaan mereka selama hampir setahun.

Ia menyerukan dukungan kesehatan segera dan tekanan untuk mengakhiri agresi Israel terhadap rakyat Palestina.

Di Rumah Sakit Al-Awda di Jabaliya, di Gaza utara, serangan menghantam lantai atas, melukai beberapa anggota staf, kata rumah sakit tersebut.

Tiga rumah di Jabaliya diserang pada Jumat malam, menewaskan sedikitnya 30 orang, lebih dari separuhnya adalah wanita dan anak-anak, kata Fares Abu Hamza, kepala ambulans dan layanan darurat kementerian kesehatan. Sedikitnya 80 orang terluka.

Serangan Israel juga melumpuhkan jaringan internet di Gaza utara, kata perusahaan komunikasi Palestina Paltel.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina sejak Oktober 2023 menurut otoritas kesehatan setempat, yang tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil tetapi mengatakan lebih dari separuh korban tewas adalah wanita dan anak-anak.

Share: