Indonesia mengutuk keras serangan Israel terhadap pangkalan pasukan perdamaian PBB di Lebanon
Jakarta, Suarathailand- Kementerian Luar Negeri Indonesia melaporkan dua prajurit penjaga perdamaian dari Indonesia mengalami luka setelah sebuah tank IDF menembakkan senjatanya langsung ke sebuah menara observasi di markas UNIFIL di Nakura. Keduanya terluka dan untungnya tidak serius. Keduanya kini dirawat di rumah sakit.
Kementeran Luar Negeri Indonesia (Kemenlu RI) kemudian menjalin kontak dengan Komandan Kontingen Garuda di Lebanono untuk menggali informasi.
“Pada saat saya melakukan komunikasi, jadi semalam waktu Vientiane, diperoleh konfirmasi bahwa kedua peacekeepers Indonesia mengalami luka ringan, namun masih berada di rumah sakit untuk melakukan observasi. Indonesia mengecam aksi serangan Israel terhadap pangkalan pasukan perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) pada 10 Oktober 2024,” ujar Kemenlu RI
Indonesia mengutuk keras serangan tersebut. Retno menegaskan, serangan terhadap personel dan properti PBB, merupakan sebuah pelanggaran besar hukum kemanusiaan internasional dan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1701.
UNIFIL adalah misi penjaga perdamaian PBB yang dibentuk pada 19 Maret 1978 berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 425 dan 426, dan beberapa resolusi lanjutan pada tahun 2006 untuk mengonfirmasi demiliterisasi Hizbullah.
Mereka mendukung operasi militer Lebanon melawan pemberontak dan penyelundupan senjata, dan mengonfirmasi penarikan pasukan Israel dari Lebanon, untuk memastikan bahwa pemerintah Lebanon.
Indonesia termasuk dalam pasukan UNIFIL ini. Tercatat 1.231 pasukan Indonesia tergabung dalam pasukan UNIFIL.