Masyarakta di tiga provinsi perbatasan selatan Thailand memiliki keunikan, khusunya terkait multikultural. Salah satu desa yang kuat memegang teguh aspek multikultur adalah desa Sai Khao, Distrik Khok Pho, Provinsi Pattani.
Di desa Sai Khao hidup beragam agama. Mereka terdiri dari 90 persen beragama Islam, dan sisanya warga beragama Buddha dan lainnya. Mereka hidup bersama dalam damai sejak lama. Di desa ini tidak ada konflik. Satu sama lain mengekspresikan kesatuan agama yang damai.
Sejak 100 tahun yang lalu, leluhur Desa Sai Khao awalnya adalah sekelompok orang yang bermigrasi dari negara bagian Kedah. Meraka ada yang memeluk agama Buddha dan Islam. Kedua umat beragama ini hidup bersama untuk waktu yang lama.
Dengan keindahan budaya yang disampaikan dan diwariskan kepada generasi ke generasi, tradisi kerukunan bisa terjaga dengan baik. Nenek moyang mereka mengajarkan ikatan kuno persaudaraan yang harus dijaga. Umat agama Buddha dan Islam tidak saling meninggalkan, mereka harus saling membantu satu sama lain. Karena itu kedua masyarakat berkembang dengan baik. Penduduk desa Sai Khao kini berjumlah 5.000 orang. Sebanyak 3 ribu di antaranya beragama Islam. Sisanya beragama Buddha dan lainnya.
Bapak Imam Abdul Wahab Abdulloh, Imam Masjid Najmuddin Desa Sai Khao, Distrik Khok Pho, Provinsi Pattani menceritakan sejarah masjid Najmuddin yang berusia 300 tahun. Umat Buddha ikut bergabung membantu membangun masjid ini. Masjid ini memiliki Alquran yang ditulis dalam bahasa Arab. Kitab suci Alquran ini berusia 900 tahun.
Penulis Alquran yang berusia 900 tahun ini berasal dari Indonesia. Di masjid ini tersimpan 3 jilid. Alquran ini ditulis tangan. Alquran yang ditulis dengan tangan hanya ada 5 jilid di di Asia Tenggara. Tiga di antaranya berada di Pattani.
Aktivitas desa sering melibatkan kerja sama umat Buddha dan Islam. Masyarakat Sai khao sejak dulu hingga kini saling mendukung dan menguatkan dalam berbagai hal.