Hong Kong dinobatkan sebagai lokasi termahal di dunia untuk akomodasi ekspatriat selama empat tahun beruntun.
Peringkat Bangkok jatuh dari posisi 19 ke 49 sebagai kota termahal dalam urusan akomodasi. Peringkat Hanoi juga turun ke peringkat 81.
Penurunan peringkat Bangkok mencerminkan dampak parah dari pandemi Covid-19 terhadap pasar persewaan di Thailand yang bergantung pada pariwisata, menurut survei terbaru ECA.
Hanoi mengalami penurunan serupa dari 12 tempat ke tempat ke-81, berdasarkan analisis data yang dikumpulkan pada September 2020.
Survei tersebut menggunakan harga sewa rata-rata untuk apartemen tiga kamar tidur di kelas menengah pasar ekspatriat.
ECA International telah melakukan penelitian tentang biaya akomodasi bagi para eksekutif internasional selama lebih dari 20 tahun untuk membantu perusahaan menyediakan opsi perumahan yang tepat sebagai bagian dari paket kompensasi keseluruhan bagi karyawan yang berpindah-pindah.
Penelitian tersebut membandingkan biaya sewa akomodasi di daerah yang biasanya dihuni oleh staf ekspatriat di lebih dari 360 lokasi di seluruh dunia.
Hong Kong dinobatkan sebagai lokasi termahal di dunia untuk akomodasi ekspatriat selama empat tahun berturut-turut, tetapi biaya sewa masih turun drastis karena efek Covid-19.
Hong Kong mempertahankan posisinya sebagai akomodasi termahal bagi pekerja luar negeri, meskipun biaya sewa turun lebih dari 5% dari tahun lalu.
Dampak Covid-19 pada perjalanan bisnis dan tugas ke luar negeri menyebabkan harga sewa bulanan turun rata-rata USD 549 menjadi USD 10769 (HKD83466).
Taipei naik dua puluh peringkat dalam peringkat terbaru, sementara pusat pariwisata seperti Bangkok dan Hanoi turun.
New York dan Tokyo masing-masing tetap di posisi kedua dan ketiga dalam peringkat. (Thailandbussinewnews)