OPPO dan RealMe Akui Suntik Aplikasi Pinjol di HP dan Tak Bisa Dihapus

Konsumen dapat menuntut agar aplikasi tersebut dihapus atau mengajukan keluhan


Bangkok, Suarathailand- Produsen ponsel pintar Tiongkok OPPO dan RealMe telah mengakui kepada Komisi Penyiaran dan Telekomunikasi Nasional (NBTC) bahwa aplikasi pinjaman terpasang di perangkat mereka tanpa persetujuan dari Bank Thailand (BOT).

Trairat Viriyasirikul, wakil sekretaris jenderal NBTC, mengadakan pertemuan pada hari Senin dengan perwakilan OPPO dan RealMe, bersama pejabat dari Komite Perlindungan Data Pribadi dan Badan Keamanan Siber Nasional untuk membahas masalah tersebut.

Merek tersebut mengonfirmasi bahwa aplikasi tersebut, termasuk Fineasy, telah terpasang untuk memfasilitasi transaksi keuangan, tetapi mengakui tidak adanya persetujuan sebelumnya dari BOT. Mereka telah berjanji untuk menyelidiki masalah tersebut lebih lanjut dan memastikan model ponsel mendatang tidak akan menyertakan aplikasi tersebut.

Komite Perlindungan Data Pribadi telah meminta laporan terperinci paling lambat tanggal 16 Januari tentang data pribadi yang dikumpulkan melalui Fineasy dan penggunaannya. Kedua merek tersebut juga berjanji untuk segera menarik perangkat yang menampilkan aplikasi tersebut dari pasaran.

Konsumen dapat menuntut agar aplikasi tersebut dihapus atau mengajukan keluhan jika aplikasi tersebut tetap ada, karena praktik ini melanggar peraturan privasi. Keluhan dapat diajukan ke Komite Perlindungan Data Pribadi yang dapat mengenakan denda hingga 3 juta baht.

Menteri Kantor PM Jiraporn Sindhuprai, sementara itu, telah memerintahkan Dewan Perlindungan Konsumen (CPB) untuk segera menyelidiki masalah tersebut dan telah memanggil perusahaan-perusahaan tersebut untuk memberikan klarifikasi paling lambat hari Selasa. Produsen ponsel lainnya juga telah dipanggil untuk membahas langkah-langkah pencegahan.

Sementara itu, tagar #OPPOFighting telah menjadi tren di media sosial, dengan karyawan yang membela merek tersebut, yang memicu reaksi keras dari pengguna yang mempertanyakan apakah kampanye tersebut menargetkan konsumen.

The Nation melaporkan penyelidikan mengungkapkan  Fineasy dimiliki oleh perusahaan Tiongkok, Wealth Hope Pte, terdaftar di Singapura dan terkait dengan Shenzen Yufei Technology Corp yang dikenal karena transparansi daringnya yang terbatas. Otoritas regulasi terus menyelidiki masalah tersebut. 

Share: