Ekspor Thailand Oktober 2024 Capai Rp42 Triliun Tertinggi dalam 19 Bulan

Jumlah impor mencapai $28,02 miliar (Rp44,5 triliun), naik 15,9%, sehingga mengakibatkan defisit perdagangan sebesar $794,4 juta


Suarathailand- Poonpong Naiyanapakorn, direktur Kantor Kebijakan dan Strategi Perdagangan (TPSO), melaporkan bahwa ekspor Thailand pada bulan Oktober mencapai nilai US$27,22 miliar (Rp42 triliun), menandai pertumbuhan 14,6% dan mencapai nilai ekspor tertinggi dalam 19 bulan.

Impor untuk periode yang sama mencapai $28,02 miliar (Rp44,5 triliun), naik 15,9%, sehingga mengakibatkan defisit perdagangan sebesar $794,4 juta.

Pendorong pertumbuhan utama meliputi ekspor terkait teknologi, khususnya komputer, peralatan, dan komponen, yang meningkat secara signifikan sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi digital.

Faktor positif juga berasal dari meningkatnya permintaan global untuk produk pertanian dan pangan serta meredanya inflasi di pasar ekspor utama.

Selama 10 bulan pertama tahun 2024, total ekspor Thailand mencapai $250,4 miliar, tumbuh sebesar 4,9%. Impor mencapai $257,15 miliar, naik 6,6%, sehingga mengakibatkan defisit perdagangan sebesar $6,75 miliar.

Pertumbuhan ekspor Oktober didorong oleh peningkatan ekspor pertanian dan agroindustri sebesar 7,2%. Ekspor industri tumbuh sebesar 18,7%. Pasar ekspor utama berkinerja baik, sejalan dengan sinyal pemulihan di ekonomi mitra dagang utama, khususnya Tiongkok dan Jepang, yang melanjutkan pertumbuhan, bersama dengan kinerja yang kuat di AS, CLMV (Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam), Uni Eropa, dan Inggris.

Poonpong mengatakan prospek ekspor untuk tahun 2024 optimis, dengan pertumbuhan yang kuat diharapkan pada kuartal keempat. Pertumbuhan ini diproyeksikan akan mendorong tingkat pertumbuhan ekspor tahunan melampaui target kerja Kementerian Perdagangan. "Kementerian Perdagangan mengantisipasi ekspor Thailand tumbuh hingga 4% tahun ini, melampaui target, dengan nilai total mencapai $300 miliar," katanya.

Faktor-faktor positif utama meliputi pemulihan sektor industri mitra dagang, peningkatan penerapan kebijakan moneter yang lebih akomodatif, pertumbuhan ekspor produk pertanian dan pangan Thailand, terutama selama festival akhir tahun dan musim pariwisata, serta biaya logistik yang lebih rendah didorong oleh penurunan tarif angkutan.

Namun, ekspor Thailand masih menghadapi beberapa tantangan, seperti ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan AS di masa mendatang, volatilitas nilai tukar, konflik geopolitik yang sedang berlangsung, dan penyesuaian India terhadap kebijakan ekspor berasnya, yang dapat memengaruhi ekspor beras Thailand. TheNation

Share: