Aparat Indonesia dilaporkan berhasil menangkap salah satu buron yang paling dicari Thailand. Thailand dan Indonesia kini sedang berkoordinasi tentang pemulangan buron ini.
Gembong kejahatan terkenal yang melarikan diri dari rumah sakit di Nakhon Si Thammarat tahun lalu akhirnya ditangkap di Indonesia, kata Perdana Menteri Srettha Thavisin dalam sebuah posting media sosial.
Dalam sebuah postingan di X sekitar jam 1 siang pada hari Kamis, PM Srettha mengatakan menteri kehakiman mengatakan kepadanya bahwa “Paeng Na Node” telah ditangkap.
PM Srettha mengatakan Kepolisian Kerajaan Thailand, Kementerian Kehakiman, dan Kementerian Luar Negeri sedang berkoordinasi dengan pihak berwenang Indonesia untuk pemulangan buronan tersebut. Perdana Menteri mengacu pada Chavalit “Boss Paeng” Thongduang yang berasal dari distrik Na Node di Phattalung.
Chavalit melarikan diri dari tahanan pada 22 Oktober tahun lalu setelah berpura-pura sakit dan dirawat di Rumah Sakit Nakhon Si Thammarat. Dia telah dijatuhi hukuman 20 tahun tiga bulan penjara karena mencoba membebaskan tersangka narkoba dari tahanan polisi.
Pengadilan Phattalung menjatuhkan hukuman in absensia pada bulan Desember tahun lalu dengan hukuman penjara seumur hidup atas perannya dalam percobaan pembunuhan terhadap seorang pejabat pengadilan pada tahun 2019.
Meskipun terkenal karena kejahatan serius di provinsi tersebut, Chavalit telah memperoleh status seperti Robinhood di media sosial karena mempermalukan polisi dengan pelariannya dan mengungkap dugaan kesalahan yang dilakukan oleh jaksa penuntut umum provinsi.
Setelah keluar dari rumah sakit, Chavalit dilaporkan dibantu oleh penduduk desa untuk bersembunyi di pegunungan di sekitar Patthalung dan Trang. Dia bermain petak umpet dengan polisi berkat bantuan penduduk setempat sampai polisi menghentikan penggeledahan. Dipercaya secara luas bahwa dia telah melarikan diri melintasi perbatasan.
Sumber mengatakan Menteri Kehakiman Thawee Sodsong dan penasihat PM Jenderal Niphat Thonglek memainkan peran penting dalam penangkapan Chavalit. Sumber kementerian mengatakan Thawee dan Niphat mengunjungi Indonesia minggu lalu dalam perjalanan kembali dari Portugal dan Jerman.
Niphat dilaporkan membangun hubungan dekat dengan badan keamanan Indonesia ketika ia menjabat sebagai sekretaris tetap Kementerian Pertahanan. Oleh karena itu, dia diyakini berperan besar dalam penangkapan terpidana tersebut.