Belajar Pluralisme dari Rumah Lewat Film

Indonesian Pluralities bekerja sama dengan Yayasan Cahaya Guru meluncurkan program #BelajarDariRumah. Program ini menawarkan beberapa film untuk para guru sekolah menengah atas sebagai bahan belajar bersama muridnya.

 Direktur Program Studi (Prodi) Agama dan Lintas Budaya (ALB) atau Center for Religious dan Cross-cultural Studies (CRCS) Zainal Abidin Bagir menjelaskan film-film yang digarap CRCS bersama Watchdoc (rumah produksi film dokumenter) ini bisa menjadi bahan ajar guru. Ada tiga film terkait pluralisme

 "Rencananya 6 (film). Dan sudah diproduksi untuk kepentingan belajar dari rumah," kata Zainal dalam diskusi daring dan peluncuran #BelajarDariRumah di Jakarta, Senin, 20 April 2020.

Zainal mengungkapkan film yang ada menyampaikan realitas dari keberagaman di Indonesia. Film bukan hanya berisikan realitas 'Bhinneka Tunggal Ika' yang adem, tapi juga konflik dan masalah yang terjadi.
 
"Ketika bicara realitas yang segera muncul adalah persoalan, masalah, tantangan, tapi bukan hanya tantangan, juga ada contoh baik bagaimana tantang itu diselesaikan," ujarnya.
 
Pendiri Watchdoc Dhandy Laksono menyampaikan film ini bisa menjadi tren bahan ajar dan diskusi guru beserta muridnya di era masa pembelajaran jarak jauh. Film sengaja dikemas ramah audiens di dunia pendidikan.
 
"Jadi film ini ramah anak, dapat digunakan materi ajar," ujarnya.
 
Bagi Dhandy, proyek ini merupakan tantangan. Pasalnya, selama ini Watchdoc membuat film dokumenter tidak untuk segmen tertentu. "Watchdoc juga tidak terlalu fokus mengerjakan film spesifik di dunia pendidikan," jelasnya.
 
Film ini dapat diakses di laman https://indonesianpluralities.org/belajardarirumah/. Ada tiga film yakni Atas Nama Percaya, Beta Mau Jumpa, dan karya teranyar Unfinished Indonesia, tiap segmen berdurasi sekitar 10-15 menit. Tersedia pula bacaan pendamping dan daftar pertanyaan yang bisa dipakai oleh guru untuk berdiskusi dengan para siswa. Masing-masing film dibekali bahan pendamping. (Medcom.id)


Share: