Bahasa Indonesia Dipelajari di Universitas Fatoni Thailand

Master of Ceremony menyambut dengan ucapan berbahasa Indonesia yang  lancar dan cukup fasih, tidak nampak sebagai orang Thailand pada  umumnya. Dialah Halimah dan Fattati, mahasiswi Jurusan Bahasa Melayu  Konsentrasi Bahasa Indonesia.

 Itu terjadi saat 75 civitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan  Islam (PTKIN) mengunjungi Universitas Fatoni Thailand dalam rangka  Student Mobility Program (SMP), Kamis (29/11).

 Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Fatoni Abdulloh Umar  mengatakan pihaknya telah membuka konsentrasi Bahasa Indonesia dalam  tiga tahun terakhir. Saat ini, ada kurang lebih 30 mahasiswa yang  mengambil konsentrasi tersebut.  

Universitas Fatoni berdiri pada tahun 1992 atau 26 tahun lalu. Semula  bernama Kuliah Yalla Al-Islamiyah atau Colleg Islam Yalla dan kini  telah bermetamorfose menjadi universitas. “Universitas Fatoni adalah  kampus swasta dan merupakan wakaf dari masyarakat Melayu Pattani. Saat  ini bapak dan ibu berada di Kampus II di Fattani. Selain itu, ada di  Songkla dan Yalla,” kata Umar. 

Abdulloh Umar menambahkan, kami memiliki pusat bahasa dengan  mengajarkan empat bahasa, yaitu: Bahasa Thailand, Bahasa Indonesia,  Bahasa Inggris, dan Bahasa Malaysia. "Bahasa Indonesia kami anggap  penting dan prospektif sehingga dibuka sebagai salah satu konsentrasi di  kampus ini," katanya. 

Halimah Mahasiswi Semester V mengaku tertarik dengan Bahasa Indonesia  karena pertama kali melihat film-film Indonesia, di antaranya ayat-ayat  cinta. “Saya belajar Bahasa Indonesia, karena Indonesia merupakan  negara yang mempunyai prospek baik di masa depan dan saya ingin mencari  pekerjaan di sana," kata gadis yang bercita-cita ingin melanjutkan studi  S2 di Indonesia. 

Sementara Fattiti, merasa Bahasa Indonesia itu enak didengar dan  lembut. “Saya ingin bekerja dan melanjutkan studi di Indonesia, makanya  saya memilih konsentrasi ini," katanya. 

Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Syafriansyah atas nama  Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam mengatakan pihaknya memilih  Universitas Fatoni sebagai salah satu tujuan SMP karena pertimbangan  khusus, yaitu: kampus yang berada di daerah Thailand dengan mayoritas  penduduknya beragama Islam. 

“Kunjungan dalam rangka Student Mobility Program merupakan ikhtiar  Kementerian Agama membekali calon pemimpin bangsa agar memiliki wawasan  global, keterampilan berkomunikasi dan upaya banchmarking," kata Alumni  UIN Sunan Kalijaga ini.

Syafri menyadari bahwa mahasiswa di Indonesia menjadi elemen penting  bernegara, bahkan menjadi pilar demokrasi. Karenanya menjadi kewajiban  Kemenag untuk ikut mempersiapkan generasi penerus kepemimpinan bangsa  ini.

Syafriansyah berharap kunjungan ini mampu menguatkan kerjasama antar  kedua belah pihak dan ditindaklanjuti lebih konkrit dalam pengembangan  keislaman dan kemaslahatan umat.

Program SMP dilaksanakan dari 25 November hingga 1 Desember 2018.  Program ini diikuti Pimpinan Organisasi Kemahasiswaan dan 19 Wakil  Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama PTKIN. Ikut serta  dari Kementerian Agama adalah Kasi Kemahasiswaan Ruchman Basori, Kasi  Sarpras PTKIS Otista Arinindiyah, dan Kasi Sarpras PTKIN Nur Yasin.  

Rombongan diterima oleh Rektor Universitas Fatoni Prof. Dr. Ismail  Luthfi Japakiya dan Dr. Abdulloh Umar Wakil Rektor Bidang Akademik. (Kemenag)


Share: