Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengatakan secara terpisah pada hari Selasa bahwa peretas meminta tebusan USD10 juta untuk serangan siber tersebut.
Kuala Lumpur, Suarathailand- Ancaman keamanan siber yang memengaruhi sistem komputer di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) terdeteksi pada hari Minggu, Badan Keamanan Siber Nasional dan Bandara Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama.Operasional di KLIA tidak terdampak dan otoritas memantau situasi dan mendukung Bandara Malaysia, Kepala Eksekutif NACSA Megat Zuhairy Megat Tajudin mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Selasa.
Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengatakan secara terpisah pada hari Selasa bahwa peretas meminta tebusan 10 juta untuk serangan siber tersebut.
“Saya tidak menunggu lima detik. Saya langsung berkata tidak,” kata Anwar dalam sebuah pidato di Kuala Lumpur.
“Tidak mungkin negara ini aman jika para pemimpin dan sistemnya membiarkan kita tunduk pada ultimatum dari para penjahat dan pengkhianat, baik di dalam maupun di luar negeri ini.”
Malaysia Airports dan NACSA mengatakan mereka menerapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga infrastruktur dan memastikan pengalaman penumpang tanpa gangguan.