615 Warga Lebanon Tewas dalam 3 Hari, Eropa Desak Gencatan Senjata

Eropa sebut konflik tidak dapat ditoleransi dan menimbulkan risiko eskalasi regional yang lebih luas yang tidak dapat diterima.

PBB, Suarathailand- Pejabat kesehatan Lebanon mengatakan serangan Israel telah menewaskan 50 orang pada Rabu, sehingga menambah jumlah korban tewas dalam tiga hari menjadi 615 orang, dan lebih dari 2.000 orang terluka.

Merespon itu, Uni Eropa, Amerika Serikat, Prancis dan delapan negara lainnya pada Rabu (25/9) menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon. 

Mereka mengatakan bahwa konflik di sana tidak dapat ditoleransi dan menimbulkan risiko eskalasi regional yang lebih luas yang tidak dapat diterima.

Sebuah pernyataan bersama mengatakan gencatan senjata akan memungkinkan perundingan menuju penyelesaian diplomatik sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan penghentian permusuhan antara Israel dan kelompok militan Hizbullah yang berbasis di Lebanon, serta menerapkan gencatan senjata antara Israel dan militan Hamas di Jalur Gaza.

Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Qatar ikut menyerukan dalam seruan gencatan senjata, yang menyatakan bahwa konflik regional yang lebih luas “tidak ada kepentingannya, baik bagi rakyat Israel maupun rakyat Lebanon.".

“Kami kemudian akan siap mendukung penuh semua upaya diplomatik untuk mencapai kesepakatan antara Lebanon dan Israel dalam periode ini, berdasarkan upaya selama beberapa bulan terakhir, yang mengakhiri krisis ini sama sekali,” kata pernyataan itu, seperti dilaporkan VoA. 

Share: