16 Santri Thailand Belajar di Pesantren Internasional di NTB

Sebanyak 16 santri asal Thailand menempuh pendidikan di Pesantren Internasional Dea Malela, NTB, Indonesia. Mereka merupakan bagian dari 272 santri nasional dan internasional yang belajar di sini. Selain santri asal Thailand, terdapat juga santri asal negara lain yang belajar di sini. Mereka adalah sembilan orang dari Kamboja, delapan orang dari Timor Leste, dan dua orang dari Rusia.

Presiden Indonesia Joko Widodo baru saja meremsikan Pesantren Modern Internasional Dea Malela di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Presiden Jokowi berharap pesantren ini menjadi pusat pendidikan Islam yang unggul di Tanah Air dan dunia internasional.

Presiden Jokowi mengapresiasi keindahan tata letak pondok pesantren yang berdiri di kawasan pegunungan dan perbukitan tersebut. "Saya melihat dari atas tadi, gedung-gedungnya sangat tertata, tata ruangnya sangat bagus dengan kontur-kontur naik dan turun, di depannya ada gunung yang menjulang indah, kanan-kiri ada perbukitan," ujar Presiden.

Dengan hadirnya beragam fasilitas penunjang tersebut, Presiden pun meyakini PMI Dea Malela akan menjadi pusat pendidikan Islam yang unggul di Tanah Air dan dunia internasional. Adapun fasilitas yang diresmikan Presiden antara lain adalah perpustakaan, gedung belajar, masjid dan wisma. 

Presiden juga mengajak masyarakat yang hadir untuk bersama-sama memelihara anugerah keberagaman yang dimiliki negara Indonesia. Hal tersebut dilakukan guna menjaga aset terbesar bangsa Indonesia, yakni persatuan, kerukunan, dan persaudaraan yang terjalin kuat antar masyarakat.

"Saya mengajak kita semuanya untuk terus memelihara dan merawat ukhuwah Islamiyah kita, merawat dan menjaga ukhuwah wathoniyah kita, karena itulah tugas kita bersama," kata Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut adalah Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi dan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsudin. (antara)

Share: